Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut "Big Five", Jenis Kepribadian Mana yang Cocok jadi Pemimpin?

Kompas.com - 02/03/2022, 12:37 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tidak semua orang memiliki jiwa kepemimpinan. Oleh karenanya, banyak orang menganggap jiwa kepemimpinan sebagai sebuah takdir.

Tapi, sejarah panjang telah membuktikan bahwa ada hubungan antara kepribadian seseorang dengan kepemimpinan.

Pada paruh awal abad ke-20, ada banyak penelitian yang mempelajari ciri-ciri kepribadian yang terkait dengan kepemimpinan yang efektif.

Namun pada tahun 1960-an penelitian tersebut sebagian besar mulai ditinggalkan.

Barulah pada abad ke-21, orang-orang kembali bergairah mencari tahu keterkaitan antara kepemimpinan dengan kepribadian.

Salah satunya dilakukan dengan menggunakan teori Big Five untuk melihat hubungan keduanya.

Untuk kamu yang belum tahu, Big Five banyak digunakan untuk memecah kepribadian orang ke dalam lima ciri, yakni:

1. Openness (keterbukaan)

Sifat ini menonjolkan karakteristik seperti imajinasi dan wawasan.

Orang yang memiliki sifat ini juga cenderung memiliki minat yang luas. Mereka ingin tahu tentang dunia dan orang lain.

Selain itu, mereka juga ingin mempelajari hal-hal dan menikmati pengalaman baru.

2. Conscientiousness (kesadaran)

Kepribadian ini memiliki tingkat perhatian yang tinggi, kontrol impuls yang baik, dan perilaku yang bisa diarahkan pada tujuan.

Orang yang demikian akan sangat teliti, cenderung terorganisir, dan perhatian terhadap detail.

Mereka dapat merencanakan ke depan, memikirkan bagaimana perilakunya memengaruhi orang lain, dan memperhatikan tenggat waktu.

3. Extraversion (ekstraversi)

Extraversion dicirikan sebagai rasa gembira, kemampuan bersosialisasi, pandai bicara, ketegasan, dan ekspresi emosional yang tinggi.

Orang yang extraversion ramah dan cenderung mendapatkan energi dalam situasi sosial.

Ketika berada di sekitar orang lain dapat membantu mereka merasa berenergi dan bersemangat.

4. Agreeableness (kesesuaian)

Kepribadian ini mencakup kepercayaan, altruisme, kebaikan, kasih sayang, dan perilaku sosial lainnya.

Orang yang memiliki kepribadian ini cenderung lebih kooperatif, daripada mereka yang tidak.

5. Neuroticism (neurotisme)

Neurotisme adalah sifat yang ditandai dengan kesedihan, kemurungan, dan ketidakstabilan emosional.

Individu yang memiliki sifat ini cenderung mudah mengalami perubahan suasana hati, kecemasan, mudah marah, dan kesedihan.

Mereka yang memiliki sifat neurotisme lebih rendah cenderung stabil dan tangguh secara emosional.

Baca juga: Ini Faktor Penting yang Harus Dimiliki Seorang Pemimpin

Yang paling cocok menjadi pemimpin

Dari kelima jenis kepribadian manusia tersebut, sebuah meta-analisis pada tahun 2002 mengamati beragam penelitian yang pernah dilakukan.

Hasilnya didapati ada hubungan positif antara kepemimpinan dan extraversion, conscientiousness, dan openness.

Selain itu, ditemukan juga hubungan negatif antara neurotisme dan kepemimpinan.

Keunggulan extraversion

Kaitan terkuat dari kelima hal ini adalah extraversion dengan kepemimpinan.

Namun, hubungan keduanya harus didukung dengan keterampilan sosial dan komunikasi yang baik.

Sehingga ekstrovert bukanlah satu-satunya pendorong faktor kepemimpinan. 

Selain itu, orang yang lebih tertutup tetapi memiliki keterampilan sosial yang baik juga bisa menjadi pemimpin yang efektif.

Conscientiousness penuh ketelitian

Hubungan antara conscientiousness dan kepemimpinan justru lebih kompleks.

Pasalnya seseorang yang teliti pada umumnya cenderung menjadi pekerja yang baik. Alasannya adalah mereka bekerja secara sistematis dan berhati-hati.

Mereka juga sangat memperhatikan detail dan merasa berkewajiban untuk menyelesaikan sesuatu.

Hal ini dapat membantu mereka saat menjadi pemimpin karena ketelitian, kemampuan menganalisis situasi, dan mempertimbangkan tindakan.

Sayangnya sifat teliti mereka dapat menyebabkan terlalu banyak waktu untuk menganalisis.

Hal ini membuat orang yang berkepribadian conscientiousness menjadi lama untuk mengambil tindakan.

Hubungan openness dengan kepemimpinan

Openness secara positif sebenarnya dapat dikaitkan dengan banyak hal, seperti, pengambilan risiko, fleksibilitas dalam tindakan, inklusivitas, kreatif, dan inovatif.

Pemimpin memiliki sifat openness yang tinggi cenderung melibatkan orang lain dalam proses pengambilan keputusan.

Hal ini tentu sangatlah dibutuhkan para pemimpin yang sedang memulai usaha rintisan.

Neurotisme punya emosi tidak stabil

Neurotisme memiliki hubungan yang berbeda dengan extraversion, conscientiousness, dan openness.

Pasalnya ada hubungan negatif antara neurotisme dan kepemimpinan karena pemimpin yang baik harus memiliki emosi yang stabil.

Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa hubungan antara kepribadian dan kepemimpinan itu kompleks.

Harus dilihat juga bahwa anggapan yang menyebut kepemimpinan adalah takdir tidaklah tepat.

Sementara jenis kepribadian yang sudah disebutkan dapat memberi seseorang sedikit keuntungan ketika menjadi pemimpin.

Baca juga: Pentingnya Kemampuan Mendengar bagi Seorang Pemimpin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com