Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Sejarah hingga Dampak yang Dirasakan Pria Playboy

Kompas.com - 02/03/2022, 20:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dengan tingginya rasa percaya diri dan pesona yang memukau, Rubirosa bahkan mampu mendekati putri dari Rafael Trujillo, seorang diktator asal Republik Dominika. Selain itu, kedekatannya dengan diktator tersebut membuat ia memiliki banyak akses terhadap orang kelas atas hingga pada akhirnya menjabat sebagai diplomat pada 1936.

Trujillo bahkan pernah memuji kepiawaian Rubirosa dalam mendekati perempuan, “Dia bagus dalam pekerjaannya, karena wanita menyukainya dan dia pembohong yang hebat.”

Perspektif Kesehatan Mental terhadap Playboy

Akan tetapi, gaya hidup hedon ini nyatanya memiliki dampak buruk dari segi psikologis, seperti yang dijelaskan dalam Washington Post.

Disebutkan dalam artikel tersebut bahwa kalangan psikolog telah menelaah data selama 10 tahun dari 20.000 pria yang menunjukkan kecenderungan untuk memiliki kuasa atas wanita dan menjalani perilaku gaya hidup playboy.

Hasilnya, ditemukan bahwa pria yang menjalani gaya hidup playboy berisiko mengalami depresi, stres, penyalahgunaan obat/zat, isu mental tentang rupa tubuh, sampai disfungsi sosial.

Gaya hidup ini juga dikaji dalam perspektif seksisme dalam psikologi oleh American Psychological Association (APA). Studi yang dilakukan APA dan ditulis oleh Y. Joel Wong ini menggunakan metode meta analisis.

Menurut Wong, seperti yang dilansir dan ditranslasi dari artikel tertulis oleh APA, menjelaskan fenomena ini sebagai berikut, “secara umum, individu dengan norma maskulin cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih buruk dan terlihat bersikap ‘tidak senang’ ketika mencari bantuan psikologis, meskipun hasilnya tidak selalu sama, tergantung norma maskulin apa yang dianut,” jelasnya.

Baca juga: Benarkah Kita Masih Bisa Berteman dengan Mantan?

Selain itu, Wong juga menambahkan bahwa kecenderungan perilaku seksis ada dalam individu playboy. Perilaku seksis ini juga nyatanya berdampak buruk bagi individu.

“Terdapat hubungan kuat antara seksisme dengan maskulinitas, ini dapat berdampak buruk pada kesehatan mental bagi yang menganut sikap seperti ini,” tambahnya.

Dampak buruk bagi pelaku gaya hidup playboy ternyata tidak berhenti di situ saja. Contohnya adalah Rick Williams dengan kisah hidup yang berakhir nahas. Ia ditemukan terbunuh di kamar hotelnya dengan alat kelamin yang terpotong.

Diduga, ia dibunuh oleh wanita yang ia kencani. Lantas, bagaimana kisah hidup playboy Rick Williams hingga akhir hayatnya? Dengarkan seri episode “Rick Williams: Playboy Bernasib Tragis” siniar (podcast) Tinggal Nama di Spotify atau akses melalui tautan berikut https://dik.si/tn_rickpt1.

Siniar Tinggal Nama merupakan podcast audio drama yang menyajikan berbagai macam cerita kriminal dari seluruh penjuru dunia. Episode terbaru tayang setiap Selasa dan Kamis. Selamat mendengarkan!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com