Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/03/2022, 06:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Huffpost

KOMPAS.com - Orang yang perfeksionis memang selalu mengejar kesempurnaan dalam hidupnya.

Baik saat di sekolah, tempat kerja, atau dalam kehidupan sehari-hari, mereka menginginkan semuanya berjalan sesuai rencana.

Misalnya saat bekerja, mereka akan mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik, rapi, dan teliti. Mereka juga menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan tidak menyepelekannya.

Hal ini memang terlihat baik bagi pengembangan karier orang yang perfeksionis.

Tapi, orang-orang di sekitarnya mungkin akan risih dengan sikapnya yang selalu menuntut kesempurnaan.

Baca juga: Menjadi Perfeksionis Merepotkan Diri Sendiri, Benarkah?

Jenis kepribadian perfeksionis

Ternyata tidak semua orang yang perfeksionis sama. Setidaknya ada tiga jenis kepribadian perfeksionis yang perlu kita ketahui.

Masing-masing jenis kepribadian perfeksionis memiliki kekhasan terhadap dirinya sendiri dan hubungannya dengan orang lain.

1. Self-oriented perfectionism

Perfeksionisme yang berorientasi pada diri sendiri selalu mengharapkan yang terbaik dari dirinya sendiri.

Emily Simonian, terapis pernikahan dan keluarga berlisensi menjelaskan lebih lanjut seperti apa kepribadian self-oriented perfectionism.

“Beberapa tanda self-oriented perfectionism adalah terlalu keras pada diri sendiri, merasa lelah, atau merasa pencapaian secara konsisten jauh dari harapan Anda,” kata Simonian.

Tidak mengherankan jika jenis kepribadian perfeksionis ini sering membuat orang frustasi karena merasa tidak puas terhadap pencapaiannya.

“Jenis perfeksionisme ini dapat meningkatkan produktivitas, tetapi seringkali self-oriented perfectionism menilai pencapaiannya tidak cukup baik," tambahnya.

"Orang yang demikian juga merasa kewalahan atau tidak puas daripada merayakan keberhasilannya,” lanjut Simonian.

Sementara itu, seorang guru yoga bernama Roe Mills mengutarakan bahwa self-oriented perfectionism juga membuat orang terlalu fokus pada kegagalan.

Cara mengatasi self-oriented perfectionism

Jika jenis kepribadian perfeksionis ini terasa mengganggu, kabar baiknya ada cara untuk mengatasi self-oriented perfectionism.

Simonian menyarankan orang yang self-oriented perfectionism untuk belajar menahan dan mengidentifikasi dirinya.

“Mempraktikkan perawatan diri yang baik dan menjalani kehidupan yang seimbang yang mencakup kegiatan sosial dan rekreasi juga akan membantu," saran Simonian.

Kemudian, ia menyarankan orang yang self-oriented perfectionism untuk berlatih mengasihani diri sendiri.

 

2. Other-oriented perfectionism

Other-oriented perfectionism adalah jenis kepribadian perfeksionis yang mungkin belum pernah kita dengar tetapi dapat dijumpai di tempat kerja atau sekolah.

Jenis kepribadian perfeksionis ini selalu mengharapkan orang lain agar berperilaku sesuai keinginannya.

Ia sering memberikan standar yang tinggi kepada orang lain dengan alasan untuk menjaga kualitas atau profesionalisme.

Baca juga: Efek Negatif Jadi Orangtua Perfeksionis

Jika harapannya tidak diwujudkan orang lain, orang yang other-oriented perfectionism akan marah.

Simonian menerangkan, other-oriented perfectionism didasarkan pada asumsi yang tidak realistis dan dapat menyebabkan konflik.

Dengan kata lain, orang yang demikian berisiko sulit mempertahankan relasi, mudah tidak puas, dan frustasi.

Cara mengatasi other-oriented perfectionism

Simonian menyarankan orang yang other-oriented perfectionism untuk berlatih berempati dan memahami orang lain.

Misalnya dengan memaklumi suami yang tidak menaruh sepatu di rak ketika pulang dari bekerja karena kelelahan.

Simonian juga meminta orang yang memiliki jenis kepribadian perfeksionis ini untuk berlatih bersyukur dan fokus pada lingkungan sekitar.

“Buatlah daftar rasa terima kasih atas semua hal baik dari orang yang dekat dengan Anda,” kata Simonian.

Mindfulness membantu meningkatkan kepuasan hubungan dengan berfokus pada kegembiraan daripada terlalu berharapnpada orang lain," lanjutnya.

 

IIustrasi wanita sedang bercermincottonbro IIustrasi wanita sedang bercermin

3. Socially prescribed perfectionism

Perfeksionis jenis ini menyebabkan seseorang percaya bahwa orang lain mengharapkannya untuk bertindak atau berpenampilan tertentu.

"Itu normal untuk peduli apa yang orang pikirkan tentang Anda sampai batas tertentu," ucap Simonian.

"Tetapi perfeksionisme ini menganggap pendapat dan persetujuan orang lain secara ekstrem," kata Simonian.

Ia menjelaskan, tanda socially prescribed perfectionism dapat diketahui dari penampilan seseorang di hadapan orang lain untuk memengaruhi harga dirinya.

Dengan kata lain, orang yang socially prescribed perfectionism akan menilai dirnya baik jika orang lain juga menganggapnya baik.

Cara mengatasi socially prescribed perfectionism

Agar seseorang tidak selalu terpaku pada pendapat orang lain terhadapnya, sebaiknya ia melakukan positive inner voice.

Simonian mendorong orang-orang yang memiliki jenis kepribadian perfeksionis ini untuk mengetahui keunggulan dalam dirinya.

Cara lainnya adalah dengan melatih rasa bangga terhadap diri sendiri dan mencatat hal-hal yang sering dikhawatirkan padahal nyatanya tidak terjadi apa-apa.

Orang yang socially prescribed perfectionism perlu menyadari bahwa kehawatirannya mungkin tidak selalu berdasar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Huffpost
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com