Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Saatnya Remaja Terlepas dari Insecure, Cemas, dan Depresi

Kompas.com - 04/03/2022, 07:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Tim Universitas Tarumanagara

MASA remaja merupakan masa yang penuh kejutan. Pada masa ini para remaja mengalami banyak perubahan, baik secara fisik, pola pikir, dan gejolak emosi.

Perubahan ini terkadang terasa tidak nyaman dan membingungkan kaum remaja termasuk juga orang-orang di sekitarnya.

Apabila perubahan ini tidak disikapi dengan tepat, maka dampak negatif akan bermunculan, salah satunya akan mengganggu kesehatan mental.

Oleh sebab itu, pemahaman mengenai pemeliharaan kesehatan mental bagi remaja perlu diperhatikan agar terhindar dari kondisi-kondisi yang tidak diinginkan.

Berikut ini ulasan tiga kondisi yang mengganggu serta cara mengatasinya yang umum dialami oleh kaum remaja.

Perasaan insecure (merasa tidak aman)

Pertama, perasaan insecure tampaknya banyak dialami oleh remaja. Kondisi ini merupakan perasaan tidak aman secara psikologis, di mana seseorang menganggap dunia sebagai ancaman.

Seseorang yang mengalami insecure umumnya merasa kurang percaya diri, sulit mengatasi ketidakpastian, dan terancam dengan kehadiran orang lain.

Kondisi ini menyebabkan seseorang yang insecure merasa ditolak sehingga menarik diri dari lingkungan.

Selain itu, tanda-tanda lain ketika seseorang merasa insecure adalah merasa tidak bahagia, sering merasa bersalah, sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain, dan kesulitan berkomunikasi dengan efektif.

Perasaan insecure umumnya disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, faktor genetik sehingga seseorang lebih sensitif terhadap situasi ketidakpastian.

Kedua, faktor lingkungan, yaitu pengalaman kegagalan atau penolakan. Ketiga, perasaan tidak nyaman ketika mendapatkan penilaian dari orang lain sehingga seseorang menghindari situasi sosial.

Keempat, memiliki standar yang terlalu tinggi untuk diri sendiri. Kelima, ketidakmampuan dalam menghadapi situasi yang tidak biasa sehingga merasa takut atau tidak aman.

Keenam, adanya perubahan persepsi atau keyakinan mengenai peran gender di lingkungan sosial.

Meskipun banyak yang menyebabkan individu merasa insecure, namun perlu diingat tidak ada satu penyebab utama yang menyebabkan munculnya perasaan insecure, melainkan penggabungan dari beberapa faktor.

Jika perasaan insecure tidak ditangani, maka akan mengganggu aktivitas, pencapaian seseorang, hingga memunculkan gangguan mental yang lebih serius, seperti gangguan depresi, gangguan kecemasan, gangguan makan, hingga gangguan kepribadian.

Berikut ini adalah dua hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi perasaan insecure. Pertama, cobalah mengenal kekuatan atau kelebihan pada diri sendiri.

Kedua, mengkomunikasikan masalah atau perasaan insecure yang dimiliki dengan cara yang tepat, seperti menceritakan kepada orang yang dipercaya atau melakukan aktivitas seni-rupa untuk mengungkapkan perasaan.

Perlu diingat, ketika merasa insecure kita tidak perlu malu dengan kondisi kita. Carilah bantuan dari orang-orang terdekat hingga bantuan profesional sehingga kita lebih mampu untuk mencari problem solving secara lebih positif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com