Inilah Alasan Kita Memilih Pasangan yang Mirip Mantan, Kata Ahli

KOMPAS.com - Kekasih baru Kanye West, Chaney Jones, baru-baru ini menyedot perhatian publik karena kemiripannya dengan Kim Kardashian.

Hal ini tentu menarik untuk diperbincangkan sebab Kim merupakan mantan istri West dan keduanya baru saja bercerai pada Rabu (2/3/2022) lalu.

Jika dilihat sekilas Chaney memang memiliki banyak kemiripan dengan Kim, baik dari segi wajah, postur tubuh, hingga rambut.

West sebelumnya telah menjalin hubungan dengan Julia Fox, namun kandas.

Tapi saat ia menggandeng Chaney, banyak orang menduga rapper berusia 44 tahun itu belum bisa move on dari Kim.

West dianggap memilih Chaney sebagai pelabuhan hati barunya untuk menggantikan sosok mantan istrinya itu.

Entah sebuah kebetulan atau memang disengaja, tetapi Chaney terlihat mirip Kim.

Sebuah studi yang dilakukanToronto University pada tahun 2019 mendapati temuan yang menarik.

Pasalnya studi itu menemukan kecenderungan seseorang untuk terus berkencan dengan sosok yang mirip dengan mantannya, terlepas dari baik-buruknya hubungan sebelumnya.

"Hidup adalah tentang pola, dari apa yang kita makan hingga bagaimana kita berpakaian hingga posisi tidur," kata seorang penuli, James Green.

Ia mengatakan, pola berulang tersebut juga dapat terjadi saat seseorang berkencan.

Baca juga: Kenali, Tanda Kita Membandingkan Pasangan dengan Mantan

Penyebab memilih pasangan yang mirip dengan mantan

Ada teori berbasis psikologi yang menyelidiki alasan seseorang suka berkencan sosok yang mirip dengan mantannya. Berikut ini penjelasannya.

1. Telanjur merasa nyaman

Seseorang cenderung memilih hal yang terasa nyaman dan normal, walau sesuatu yang dipilihnya tidak memuaskan atau terasa toxic.

Hal itu dijelaskan oleh konselor klinis profesional berlisensi yang berspesialisasi pada terapi trauma, Maryann W. Mathai.

Ia mengatakan, pengalaman yang didapat dengan mantan sebelumnya bisa membuat seseorang merasa "cocok".

Sehingga tanpa disadari ia akan memilih orang yang mirip dengan mantannya sebab takut untuk memulai hal yang baru bersama orang lain.

2. Belum bisa move on

Ternyata dibutuhkan waktu sekitar sebelas minggu bagi kebanyakan orang untuk bangkit kembali dari putus cinta.

Fakta itu ditemukan dalam sebuah studi pada tahun 2011 yang diterbitkan di Journal of College Student Psychotherapy.

Waktu selama itu dibutuhkan untuk menyembuhkan luka hati sebelum memulai hubungan dengan sosok yang baru.

Alih-alih mencoba mengatasi putus cinta sesegera mungkin, Mathai menyarankan orang-orang untuk mengulik kembali masa lalunya.

"Secara sengaja jelajahi apa yang terjadi dalam hubungan, bagaimana hal itu memengaruhi Anda, dan apa yang Anda inginkan untuk menjadi berbeda dalam hubungan di masa depan."

Dengan begitu, Mathai mengatakan bahwa seseorang dapat melangkah maju dan menemukan sosok yang lebih cocok untuknya.

3. Mencoba menyembuhkan masalah masa lalu

Psikolog klinis Erika Martinez, Psy.D menerangkan bahwa hubungan romantis dapat menggantikan hubungan sebelumnya yang tidak berjalan baik.

Bayang-bayang mantan disebutnya dapat menghantui seseorang walau sudah mendapatkan pasangan baru untuk berkencan.

Ia mengatakan, ketika kenangan masa lalu terasa akrab, seseorang secara alami akan kembali tertarik.

"Dengan menjalin hubungan dengan seseorang yang serupa, Anda membuat upaya untuk menyembuhkan secara psikologis luka dari hubungan masa lalu itu," kata Martinez.

"Masalahnya Anda kemungkinan akan terluka lagi, yang hanya akan membuat sedih kembali."

Baca juga: 12 Cara Menghapus Sosok Mantan dari Kehidupan

4. Ingin mencari sosok yang sama

Kenangan masa lalu bersama mantan dapat menimbulkan rasa yang familiar atau akrab di hati seseorang.

Hal ini membuat orang merasa dapat mengetahui dan mengendalikan keadaan yang ada.

Bahkan, Lyons menyampaikan bahwa tidak menutup kemungkinan orang yang belum bisa move on mendorong kekasih barunya untuk berperilaku sama seperti mantannya.

"Anda tidak pernah mengubah masa lalu karena kecenderungannya adalah menciptakan kembali masa lalu dengan memprovokasi pasangan yang baru untuk bertindak dengan cara tertentu," ujarnya.

Ada juga kemungkinan untuk berada dalam keadaan pikiran dan situasi yang sama saat seseorang pernah menjalin hubungan.

Kemungkinan besar ia akan terus mengulangi pilihan yang sama sampai dirinya memperbaiki sendiri.

Hal itu dikatakan Belinda Ginter, ahli kinesiologi emosional bersertifikat yang berspesialisasi pada penyembuhan.

Menurut Ginter, cara terbaik untuk mengalahkan siklus ini adalah dengan mencari akal untuk melengkapi diri sendiri.

"Buatlah daftar semua hal yang Anda cari dalam pasangan hidup dan mulai mencontoh karakteristik itu setiap hari dalam hidup Anda sendiri," katanya.

5. Lebih Introvert

Orang yang introvert cenderung ingin berkencan dengan orang lain, tetapi masih mencari tipe yang sama seperti mantannya.

Hal itu terungkap melalui studi tahun 2019 yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences.

Sementara itu, orang yang ekstrovert dan keterbukaan lebih mungkin menemukan pasangan dengan tipe kepribadian berbeda.

6. Menyukai tipe tertentu

Kecocokan dengan orang lain seringkali dikaitkan dengan tipe kepribadian.

Ada beberapa faktor berbeda yang membuat seseorang tertarik dengan calon pasangannya, entah karena faktor aroma hingga kepribadiannya.

Fakta menunjukkan bahwa lingkaran sosial seseorang dapat memengaruhi pengalaman hidup pribadinya dan ia dapat tertarik pada jenis wajah tertentu.

Hal itu terungkap melalui sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology.

Para peneliti menemukan semakin banyak paparan positif yang dimiliki terhadap wajah-wajah tertentu, semakin besar kemungkinan seseorang menganggapnya menarik.

Jadi orang-orang yang berteman atau yang ditemui setiap hari berperan dalam menentukan tipe kencan seseorang.

Jika mantan secara fisik adalah tipenya tentu seseorang akan terus mengejar orang-orang yang terlihat mirip dengan kekasihnya dulu.

Baca juga: Pertimbangkan Hal Ini Sebelum Balikan dengan Mantan