KOMPAS.com - Melihat para YouTuber memamerkan gaya hidup mewah dan barang-barang mahal mereka di media sosial bukanlah hal yang asing bagi kita.
Bahkan, video yang berisi konten-konten pamer kemewahan ini justru menjadi sangat populer dan banyak ditonton oleh orang-orang.
Misalnya saja, konten video yang terbaru dari YouTuber Atta Halilintar, di mana dia membelikan kado untuk sang istri, Aurel Hermansyah, sebuah tas Hermès Kelly 28 Shiny Porosus Crocodile with Palladium Hardware seharga Rp 1,49 miliar.
Video yang baru diunggah dalam sehari itu kini sudah disaksikan hingga mencapai kurang lebih sekitar 1,8 juta penonton.
Tanggapan yang melihatnya pun beragam. Ada yang kagum dan memuji, namun ada pula yang menganggapnya sebagai tindakan pamer yang tidak pantas di saat banyak orang lain kesulitan membeli minyak dan bahan kebutuhan lain.
Untuk menarik iklan
Sebelum bicara lebih jauh mengenai dampaknya, konten video yang menjual kemewahan sebenarnya sudah ada sejak lama.
Menurut seorang psikolog di Knox College dan penulis The High Price of Materialism, Tim Kasser, menjual apa yang dia sebut sebagai nilai materialis (fokus pada kekayaan, status, citra, dan kepemilikan) menjadi hal biasa dalam iklan tahun 1950-an.
Tren ini pun kemudian meningkat hingga 1980-an, yang terus berlanjut meskipun ada gerakan balasan seperti punk, grunge, atau hipster awal.
"Bersikap sombong dan cenderung pamer ini adalah cara yang sangat cerdas untuk beriklan," kata Kasser seperti yang dikutip dari laman Wired.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.