KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 telah meningkatkan angka risiko kelebihan berat badan atau obesitas di seluruh dunia.
Kebiasaan buruk seperti tidak menjaga pola makan, malas bergerak, dan berhenti berolahraga berkontribusi pada peningkatan jumlah orang dengan obesitas.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia mengalami obesitas.
Jumlah ini terbagi atas 650 juta orang dewasa, 340 juta remaja, dan 39 juta anak-anak.
Jumlah ini diprediksi akan terus bertambah dan WHO memperkirakan pada tahun 2025 sekitar 167 juta orang—mulai dari anak-anak sampai orang dewasa—akan mengalami obesitas.
Hal yang sama juga ditemukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018.
Riset tersebut mencatat proporsi dari populasi yang berisiko mengalami obesitas pada penduduk berusia lebih dari usia 18 tahun meningkat dari 15,4 persen di tahun 2013 menjadi 21,8 persen pada 2018.
Baca juga: Ini Penyebab Utama Obesitas Menurut Ahli
Obesitas perlu dicegah dan segera ditangani agar tidak mendatangkan dampak buruk bagi kesehatan tubuh.
Jika dibiarkan, obesitas dapat memengaruhi kualitas hidup, bahkan kesehatan dan keselamatan seseorang.
Obesitas bisa mengarah ke berbagai penyakit tidak menular (PTM), seperti diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, hipertensi dan stroke, berbagai bentuk kanker, serta masalah kesehatan mental.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.