Mewah! Tampilan Jet Pribadi Kim Kardashian Senilai Rp 2,1 Triliun

KOMPAS.com - Kehidupan Kim Kardashian dipenuhi hal-hal mewah dan glamor. Sejak resmi memeroleh gelar miliarder pada tahun lalu, wanita ini benar-benar menunjukkan betapa nikmat menjadi orang kaya.

Seperti dilaporkan TMZ, mantan istri Kanye West itu baru-baru ini pulang dari ajang Milan Fashion Week, Italia, ke Los Angeles, AS dengan menggunakan jet pribadi G650ER.

Di pasaran, jet Gulfstream G650ER berada di kisaran 95 juta dollar AS (setara Rp 1,36 triliun).

Namun tersiar kabar, jet pribadi bernama Kim Air itu dikustom sesuai dengan standar dan spesifikasi yang diinginkan Kim.

Sehingga, nilai total jet milik sang model diperkirakan mendekati 150 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,15 triliun.

Proses pembuatan G650ER ini memakan waktu yang lumayan lama.

Sebuah laporan menyebutkan, wanita berusia 41 tahun itu harus menunggu jet pribadinya selesai dirancang dalam waktu lebih dari satu tahun.

Apalagi, beberapa bagian menggunakan komponen aftermarket, yang secara otomatis membuat proses penyelesaian jet semakin mundur.

Bagian luar dan dalam pesawat dicat dalam warna creme, sama seperti warna kendaraan dan rumah miliknya.

Dalam sebuah video yang diunggah ke medsos oleh penata rias Mario Dedivanovic, tampak Kim memamerkan ruang kabin pesawat yang mewah.

 

 

 

View this post on Instagram

 

 

 

A post shared by Mario Dedivanovic (@mariodedivanovic)

Dibantu dua desainer Tommy Clements dan Waldo Fernandez, kabin interior G650ER memiliki dinding kasmir dan jok berbahan kulit yang diberi sentuhan warna krim.

Pesawat dengan 18 tempat duduk ini dirancang untuk penerbangan bisnis berkecepatan tinggi.

Baca juga: Yuk, Lihat Bagian Dalam Jet Pribadi Kylie Jenner yang Super Mewah

Perusahaan Gulfstream mengklaim, G650ER saat ini memegang rekor untuk penerbangan terjauh dalam sejarah penerbangan bisnis, di mana pesawat itu pernah menempuh jarak 8.379 mil laut pada April 2019.

"G650ER tidak ada tandingannya dalam hal kombinasi kecepatan dan jangkauan," kata Mark Burns, presiden Gulfstream Aerospace kala itu.

"Di seluruh dunia, kita tidak bisa terbang lebih jauh dalam waktu lebih cepat, dan rekor ini membuktikan hal itu."