Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indra Penciuman Menurun Seiring Bertambahnya Usia, Benarkah?

Kompas.com - 10/03/2022, 11:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Semakin bertambahnya usia, bukan hanya kondisi kesehatan saja yang akan menurun, tetapi juga fungsi panca indra.

Menurut tim peneliti Chinese Academy of Sciences, salah satu dari panca indra kita memang akan lemah dari waktu ke waktu.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Genetics itu menemukan, banyak orang mengalami mutasi gen yang memicu merosotnya kemampuan indra penciuman.

Baca juga: 5 Hewan yang Memiliki Penciuman Tajam, Ular hingga Anjing

Apalagi, kini manusia secara natural memang tidak harus mendeteksi pemangsa seperti di zaman dahulu.

Selain itu, beberapa orang juga cenderung memiliki gen reseptor aroma yang lebih tua, yang membuat indra penciuman mereka lebih kuat.

Untuk mengungkap temuan ini, para peneliti mengamati 1.000 genom orang Cina Han dalam memahami varian yang terkait dengan 10 aroma.

Tim mengulangi percobaan untuk enam bau pada 364 responden dari beragam etnis.

Semua rangkaian dalam riset ini didasarkan pada analisis gen reseptor untuk musk dan bau badan.

Musk adalah salah satu aroma paling populer dan paling sering menjadi base notes dalam parfum.

Baca juga: Fakta-fakta Tentang Penciuman Anjing yang Luar Biasa

"Studi tentang variasi genetik dan persepsi penciuman ini akan meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana sistem penciuman mengodekan sifat bau," tulis mereka.

"Ini mendukung hipotesis bahwa repertoar gen penciuman primata memang merosot dari waktu ke waktu," sambung dia.

Setelah menjalani penelitian, mereka juga menemukan dua gen baru yang membantu kita mencium aroma musk sintetis, yang ditemukan dalam parfum dan senyawa dalam keringat ketiak.

Hidung manusia memiliki sekitar lima juta sel reseptor untuk mendeteksi bau ini, sedangkan hewan seperti anjing dengan 200 juta, atau jauh lebih banyak.

"Membandingkan variabilitas persepsi ini dengan variabilitas genetik memungkinkan kita untuk mengidentifikasi peran reseptor bau tunggal dalam kode persepsi."

"Kemajuan dalam teknologi pengurutan dan peningkatan akses ke kelompok genotipe sebelumnya meningkatkan kemampuan kita untuk mengungkap komponen genetik yang mendasari perbedaan persepsi bau."

Baca juga: 8 Penyebab Indra Penciuman Hilang, Selain Covid-19

Berkat penelitian baru, para ilmuwan tidak hanya percaya bahwa ini dapat menghasilkan lebih banyak informasi tentang bagaimana bau berhubungan dengan kesehatan.

Namun juga, dapat membantu mengungkap lebih banyak tentang bagaimana gen manusia yang bervariasi.

"Studi ini memberikan informasi tentang pengodean bau badan manusia dan memberi kita wawasan tentang mekanisme pengodean penciuman yang lebih luas."

"Misalnya, bagaimana diferensial atau aktivasi dapat menyatu pada persepsi yang sama," demikian tertulis dalam hasil penelitian itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com