Tak banyak yang menyadari bahwa flexing sebenarnya bukan hanya soal pamer harta, melainkan juga sebagai strategi marketing.
Akademisi dan praktisi bisnis asal Indonesia Prof. Rhenald Kasali, Ph.D mengatakan, pamer sebagai marketing bisa terjadi jika tujuannya benar-benar untuk mencari perhatian publik.
Contoh yang dikemukakannya adalah kasus First Travel beberapa tahun lalu yang menjadi bentuk flexing.
Saat itu, pemilik First Travel kerap memamerkan hartanya di media sosial untuk membangun kepercayaan publik pada bisnisnya.
"Akhirnya customer percaya dan menaruh uangnya untuk ibadah umrah, walau akhirnya banyak yang tidak berangkat," terangnya dikutip dari pemberitaan lalu.
Baca juga: Intip Koleksi Barang Mewah yang Dimiliki Elon Musk
Sebagai strategi marketing, flexing sebenarnya dianggap bukan metode yang efektif.
Ia meyakini bahwa ada banyak cara pemasaran lain yang lebih baik dibandingkan pamer harta di media sosial secara berlebihan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.