Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minyak Esensial yang Tepat untuk Mengatasi Peradangan

Kompas.com - 13/03/2022, 08:40 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Minyak esensial selama ini digunakan banyak orang untuk mengatasi stres dan memperbaiki suasana hati.

Padahal, minyak esensial yang terbuat dari senyawa ekstraksi tumbuhan juga dapat digunakan untuk mengatasi peradangan.

Bagi kamu yang belum tahu, peradangan adalah proses saat sel darah putih melindungi tubuh dari infeksi dari bakteri dan virus.

Tetapi pada beberapa penyakit, seperti radang sendi, sistem pertahanan tubuh memicu peradangan ketika tidak ada "musuh" untuk dilawan.

Hal ini pada akhirnya menimbulkan penyakit autoimun, sebab sistem kekebalan mengidentifikasi jaringan mengalami infeksi dan terjadi kerusakan.

Baca juga: Tak Cuma Wangi, Minyak Esensial Juga Bagian dari Pengobatan

Untuk mengetahui manfaat minyak esensial dalam mengatasi peradangan, simak penjelasan ahli aromaterapi dan pendiri Airmid Holistic, Melissa Murray, berikut ini.

Bahan minyak esensial untuk mengatasi peradangan

Menurut Murray, ada dua cara utama untuk menikmati minyak esensial, yakni aromatik atau topikal.

Pada cara aromatik, aroma yang tercium dari minyak esensial akan masuk melalui sistem penciuman.

Bagian tubuh ini memang bertanggung jawab atas indera penciuman manusia dan memicu sistem limbik.

Ada pun, sistem limbik adalah area di otak yang bertanggung jawab untuk mengatur emosi, memori, dan perilaku.

Sedangkan topikal adalah pemakaian minyak esensial dengan cara dioleskan.

"Ketika Anda mengoleskan minyak esensial secara topikal yang membutuhkan pengenceran, minyak tersebut meresap ke dalam kulit," jelas Murray.

Baca juga: 7 Minyak Esensial yang Dapat Meredakan Kecemasan

Tapi, yang perlu dicatat adalah tidak semua bahan minyak esensial bisa mengatasi peradangan.

Minyak esensial yang memiliki sifat antiinflamasi atau peradangan, di antaranya thyme, cengkeh, dan peppermint.

Hal itu terungkap melalui sebuah penelitian yang diterbitkan oleh American Society for Biochemistry and Molecular Biology.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com