Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sadari, 8 Tanda Gaya Hidup "Kurang Gerak" yang Mengancam Kesehatan

Kompas.com - 14/03/2022, 12:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

 

4. Perubahan berat badan dan metabolisme

Agar berat badan kita tidak berfluktuasi dengan cara yang tidak sehat, kita harus membakar jumlah kalori yang sama dengan yang kita konsumsi.

Namun, ketika kita terlalu banyak duduk, asupan kalori kita akan tetap sama sementara pengeluaran energi kita menurun dan kelebihan kalori tersebut disimpan sebagai lemak.

Selain itu, tidak banyak bergerak juga memengaruhi metabolisme kita, di mana proses tubuh untuk mengubah makanan menjadi energi.

Metabolisme yang lebih lambat berarti kita membakar lebih sedikit kalori saat istirahat.

"Ada lebih sedikit aliran darah dan metabolisme yang lebih sedikit," kata ahli fisiologi olahraga dari Columbia University, Aimee Layton.

"Ini merupakan efek jangka panjang yang mengarah ke diabetes, serangan jantung, stroke, dan penyakit lainnya," ungkap dia.

Baca juga: Kurang Gerak Juga Pengaruhi Kesehatan Kulit, Benarkah?

Jika kita merasa terlalu banyak duduk, fokuslah untuk bergerak lebih banyak sebelum kita mempertimbangkan untuk mengurangi kalori tambahan dari diet sehari-hari.

5. Sering merasa lemas

"Jantung tumbuh subur dengan aliran oksigen yang baik," ungkap Sanul Corrielus, ahli jantung bersertifikat dan pemilik Corrielus Cardiology di Philadelphia.

Saat kita tidak banyak bergerak, Corrielus menjelaskan, pernapasan menjadi dangkal, sehingga menguras jantung dari aliran suplai oksigen yang baik dan berkontribusi pada penurunan kondisi jantung.

Maka dari itu, semakin stagnan seseorang, semakin besar risiko kematian dan penyakit jantung.

Penelitian menunjukkan, setiap tambahan jam per hari yang dihabiskan untuk menonton televisi disertai dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.

Ditambah, duduk setidaknya 10 jam sehari juga dikaitkan dengan risiko serangan jantung yang lebih tinggi.

"Tanpa gerakan dan olahraga, kita mengalami peningkatan sistem saraf simpatik," ungkap Steinbaum.

"Overdrive simpatik menyebabkan peningkatan hormon stres dan penanda inflamasi yang mengarah pada peningkatan penyakit kardiovaskular," sambung dia.

Seiring bertambahnya usia, dibutuhkan waktu lebih lama untuk pulih dari kondisi tidak aktif.

Baca juga: Kurang Gerak Bikin Kemampuan Akademis Anak Rendah

Correlius mengatakan, memakan waktu sekitar 8-10 minggu latihan yang konsisten untuk membalikkan deconditioning tersebut.

"Bahkan jika itu hanya berjalan selama 10 menit setiap hari, kuncinya adalah memulai dan konsisten," sebut dia.

Tujuan kita harus aktif bergerak hingga melakukan 30 menit latihan intensitas sedang selama lima hari seminggu.

Menurut JAMA Cardiology, satu sesi saja sudah cukup untuk memberikan perlindungan selama 2-3 jam terhadap kerusakan jantung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com