Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ristiana D. Putri
KOMPAS.com - Diabetes adalah salah satu kategori penyakit silent killer yang dapat menjangkiti siapa saja. Hal ini disebabkan karena penderita biasanya tak sadar bahwa ia menyandang diabetes.
Diabetes melitus (penyakit kencing manis) adalah gangguan metabolisme yang timbul akibat peningkatan kadar gula darah di atas nilai normal. Adanya gangguan pada hormon insulin yang dihasilkan kelenjar pankreas menjadi penyebabnya.
Padahal, insulin berfungsi untuk mengatur penggunaan glukosa tubuh, seperti otot, lemak, dan sel lainnya. Apabila produksinya berkurang, bisa menyebabkan kadar gula tak stabil. Tingginya kadar gula dalam darah bisa memantik gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
Ternyata, penyakit yang biasa diidentikan dengan orang dewasa ini juga bisa menjangkiti anak-anak. Dalam siniar Obrolan Meja Makan bertajuk "Diabetes pada Anak", anak dapat terkena diabetes tipe-1 karena faktor genetik. Sementara tipe-2 dapat dicegah.
Dari dua jenis itu, tipe-1 lebih sering menyasar anak-anak. Sementara orang berusia 30 tahun ke atas biasanya menderita tipe-2.
Diabetes tipe-1 biasanya disebabkan oleh pankreas yang tidak mampu memproduksi cukup insulin. Sementara itu, tipe-2 terjadi karena gangguan kerja insulin yang biasanya disertai dengan kerusakan sel pankreas.
Sel pankreas yang tak dapat bekerja dengan maksimal disebabkan oleh virus, meliputi virus cocksakie, rubella, cytomegalovirus (CMV), atau herpes. Virus ini dapat masuk ke tubuh lewat air dan udara. Jadi, apabila anak tak menerapkan pola hidup sehat, mereka akan mudah terpapar.
Baca juga: Body Shaming dalam Keluarga: Emotional Abuse yang Tak Disadari
Biasanya, diabetes tipe-1 erat kaitannya dengan riwayat keturunan. Meskipun bukan penyakit genetik yang pasti, seperti buta warna, tapi risiko anak terpapar menjadi lebih tinggi.
Sementara pada tipe-2, penyakit ini bisa muncul karena obesitas dan pola hidup sembrono. Kebiasaan ini mencakup jarang olahraga, juga mengonsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi serta berlemak.
Menurut data International Diabetes Federation (IDF) pada 2021, Indonesia termasuk ke dalam peringkat lima besar negara dengan kasus diabetes tertinggi. Disebutkan sebanyak 19,46 juta jiwa terkena penyakit ini tanpa memandang usia.
Bahkan, menurut Kemenkes, anak yang menderita diabetes di Indonesia meningkat sebesar 700 persen dalam sepuluh tahun terakhir. Meskipun tipe-1 paling banyak ditemukan, namun tak memungkinkan ada peningkatan kasus tipe-2 karena faktor obesitas, genetik dan etnik, serta riwayat keluarga.
Sejak September 2009 hingga September 2018 terdapat 1.213 kasus DM tipe-1. Kasus dengan tipe ini paling banyak didapatkan di kota-kota besar seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Selatan.
Sementara jumlah kasus DM tipe-2 pada anak masih belum diketahui secara luas. Namun, tercatat ada lima pasien penderita tipe-2 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sejak tahun 2014 sampai 2018.
Baca juga: Sering Dihiraukan, Ternyata Ini Pentingnya Emosi Negatif untuk Diri Sendiri
Data ini menunjukkan bahwa masih banyak orangtua di Indonesia yang kurang sadar akan bahaya diabetes. Padahal, apabila sejak dini sudah diterapkan pola hidup sehat, itu bisa mengurangi risiko anak terpapar.