Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Ultraboost 22, Sepatu Lari Andalan Adidas

Kompas.com - 15/03/2022, 10:13 WIB
Wisnubrata

Editor

Walaupun memiliki midsole dan outsole yang identik, tetapi busa Ultraboost 22 lebih mudah dikompres, sehingga terasa lebih empuk di kaki. Selain itu beratnya pun berkurang 7 gram karena busa yang lebih lembut.

Ini tidak lepas dari perancangan Ultraboost 22 yang memanfaatkan database anatomi online dari 1,2 juta pemindaian kaki, agar benar-benar cocok dengan anatomi kaki.

Database anatomi ini utamanya digunakan saat membuat Ultraboost 22 versi perempuan.

"Untuk menciptakan produk yang disesuaikan dengan kaki perempuan, tim desainer dan tim developer produk yang semua anggotanya perempuan menyempurnakan desain khusus S-curve yang juga ada pada siluet Ultraboost 21 terakhir," ujar Nora Wilimzig, Senior Manager Product, adidas Running, menjawab pertanyaan Kompas.com.

adidas Ultraboost 22 adidas Ultraboost 22
"Seri terbaru ini memiliki bagian tumit yang lebih lembut dengan bagian dalam cekung sesuai bentuk kaki untuk mengurangi kemungkinan tumit slip dan lecet. Sedangkan area punggung kaki yang lebih rendah, dan juga outsole yang baru dirancang untuk membantu pelari tidak merasakan overpronasi," jelasnya.

Dalam rancangan ini, dinding samping tumit memang dibuat lebih tinggi daripada garis insole, sehingga midsole akan membentuk 'cup' di sekitar kaki, membungkus kaki makin erat.

Karena desain tersebut, sebaiknya memilih ukuran yang pas jika ingin membeli sepatu ini agar kaki benar-benar nyaman dan tidak slip.

LEP Torsion

Umumnya sepatu dengan bantalan empuk akan kurang reaktif saat dipakai berlari. Namun adidas mengakalinya dengan pelat plastik dilapisi outsole karet untuk menambahkan kekakuan.

Plastik torsion yang kini disebut LEP alias 'Linear Energy Push' itu membantu melentingkan kaki saat kita berlari. Jadilah sepatu lari empuk yang memiliki performa tinggi saat dipakai.

adidas Ultraboost 22 adidas Ultraboost 22
"Sistem LEP baru ini, bersama dengan midsole Boost akan menghasilkan tolakan energi tinggi, dengan pengembalian energi kaki depan 4% lebih banyak daripada Ultraboost 21," terang Wilimzig.

Ultraboost 22 juga menggunakan outsole karet Continental yang memberi traksi sangat bagus, bahkan di jalan basah.

Sedangkan perbedaan ketinggian 10mm antara bagian belakang (31mm) dan bagian depan (21mm), membuat posisi kaki seolah didorong untuk maju ke depan saat berlari.

"Geometri midsole ini dioptimalkan untuk memberikan bantalan empuk, kenyamanan, dan daya tanggap saat berlari," kata Wilimzig.

Yang tidak boleh dilupakan adalah bagian atas sepatu berbahan Primeknit atau rajutan yang nyaman untuk dipakai. Uniknya 50% bahan ini dibuat menggunakan plastik daur ulang dari Parley.

Selain itu, secara keseluruhan, penampakan Ultraboost 22 yang apik membuatnya fleksibel untuk dipakai sebagai sepatu kasual sehari-hari sekaligus sepatu olahraga

Kesimpulannya, untuk sepatu yang beratnya hampir 333 gram di ukuran 9, Ultraboost 22 adalah sepatu lari yang sangat layak, melebihi para pendahulunya.

Seperti dikatakan Wilimzig, "Ultraboost 22 adalah sepatu lari yang nyaman, empuk dan responsif, sekaligus mampu memberikan pengembalian energi tinggi, sehingga direkomendasikan untuk digunakan saat lari sehari-hari dan juga lari jarak jauh."

Adapun Ultraboost 22 bisa diperoleh di toko-toko adidas dengan harga Rp 3.300.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com