Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Faktor yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Mencuci Rambut

Kompas.com - 15/03/2022, 15:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rambut yang segar dan bersih setelah dicuci atau keramas memang membuat kepala menjadi lebih nyaman.

Tetapi, bukan berarti rambut harus sering dicuci apalagi setiap hari, ya?

Sebab, intensitas mencuci rambut sebaiknya disesuaikan dengan jenis rambut masing-masing orang.

Baca juga: 8 Khasiat Cuka Apel, untuk Mencuci Rambut hingga Mencuci Panci

Seberapa sering seseorang perlu mencuci rambutnya ternyata juga didasarkan pada beberapa faktor.

Hal tersebut meliputi faktor usia, latar belakang etnis, panjang dan jenis rambut, dan tingkat aktivitas.

Demikian dijelaskan oleh dokter spesialis kulit di Cleveland Clinic Main Campus, Shilpi Khetarpal.

Faktor-faktor yang memengaruhi intensitas keramas

Khetarpal lebih lanjut menjelaskan secara detail faktor-faktor yang harus dipertimbangkan orang sebelum mencuci rambut.

1. Usia

Ternyata faktor usia memengaruhi produksi kelenjar minyak di kulit kepala.

“Kelenjar minyak berada di bawah kendali androgen (hormon seks pria),” kata Dr. Khetarpal.

Baca juga: Keramas dengan Air Hangat Ternyata Bisa Bikin Rambut Rontok

“Inilah sebabnya mengapa orang yang lebih muda biasanya memiliki kelenjar minyak yang lebih aktif karena kadar hormon mereka lebih tinggi," tambah dia.

Khetarpal menjelaskan, pada wanita setelah menopause akan mengalami penurunan androgen.

Hal itu akan menyebabkan produksi minyak lebih sedikit. Dan, seiring waktu kelenjar pada pria juga lambat menjadi kurang aktif.

2. Latar belakang etnis

Khetarpal menyebut beberapa etnis tidak perlu sering mencuci rambutnya. Sementara yang lain harus menjadwalkannya secara rutin.

“Khususnya, orang Afrika-Amerika memiliki rambut yang sangat kering dan jika mereka terlalu sering keramas, rambut mereka bisa menjadi kering dan rapuh, yang dapat menyebabkan kerusakan,” kata dia.

Baca juga: 10 Kegunaan Lain Sampo Hotel, Bukan Hanya untuk Keramas

Ia menyarankan, orang-orang untuk membatasi intensitas mencuci rambut 1-2 kali setiap bulan.

3. Panjang rambut

Selain faktor genetik, seberapa sering mencuci rambut juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti panjang rambut.

Perlu diketahui bahwa kelenjar minyak -juga disebut kelenjar sebaceous- hanya ada di kulit kepala.

Minyak ini (atau sebum) perlu turun ke setiap helai rambut sampai ke ujungnya untuk melembapkan rambut.

Inilah sebabnya rambut yang lebih panjang cenderung menjadi kering dan lebih sulit untuk menjaga ujung rambut tetap lembap.

“Seringkali, semakin panjang rambut, semakin kering ujungnya,” imbuh Khetarpal.

4. Jenis rambut

Rambut keriting dan kasar cenderung jauh lebih mudah kering daripada rambut lurus seperti sutra.

Untuk rambut keriting, minyak dari kulit kepala perlu mencapai sepanjang helai untuk melembapkan sampai ke ujung.

Karena kondisi itu membuat rambut lebih kering, tentu orang-orang yang mengalaminya tidak masalah jika jarang keramas.

Baca juga: Rekomendasi Frekuensi Keramas Berdasarkan Jenis Rambut

Selain keriting, lurus, panjang atau pendek, ada proses kimiawi yang juga cenderung membuat rambut lebih rapuh.

5. Tingkat aktivitas

Kebanyakan orang sering menganggap kepala menjadi mudah berkeringat setelah berolahraga.

Oleb sebab itu, banyak orang mencuci rambutnya setelah berolahraga agar kepala terasa segar.

Khetarpal dalam hal ini mengatakan, rambut tidak perlu dicuci setiap hari walau seseorang melakukan olahraga.

Baca juga: Manfaat Keramas Pakai Sampo Ungu untuk Rambut Diwarnai

Yang terpenting baginya saat mencuci rambut adalah mempertimbangkan jenis, tekstur, dan jumlah produksi minyak di kepala.

“Saya biasanya menyarankan pasien untuk menjaga jadwal mencuci rambut standar, apakah itu tiga kali per minggu, mingguan atau sekali per bulan, terlepas dari tingkat aktivitasnya,” ujar Khetarpal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com