Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Lingkungan Kerja Beracun Sebelum Melamar di Perusahaan

Kompas.com - 16/03/2022, 06:00 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lingkungan kerja yang beracun tak hanya mengganggu performa, namun juga dapat memengaruhi jiwa karyawan.

Jika kita berada dalam lingkungan kerja yang beracun, kita menjadi kurang tidur, lebih sering stres, dan tidak bergairah untuk bekerja.

Tidak menutup kemungkinan kita juga berniat untuk melarikan diri dari tempat kerja seperti itu.

Banyak orang tidak mengenali sebuah perusahaan memiliki lingkungan yang beracun sampai mereka melewati proses wawancara atau diterima di perusahaan tersebut.

Baca juga: Lingkungan Kerja Toxic ala Milenial dan Gen-Z

Namun demikian, kita dapat menghindari lingkungan kerja beracun sebelum resmi diterima sebagai karyawan di perusahaan yang kita tuju.

Para pakar memberikan lima poin penting yang harus diwaspadai sebelum kita membuat lamaran di suatu perusahaan.

1. Karyawan menyingkirkan rekan kerja

Mary Abbajay, presiden konsultan pengembangan kepemimpinan di Careerstone Group menyarankan untuk menghubungi karyawan atau mantan karyawan yang pernah bekerja di perusahaan tujuan kita.

Kita dapat menghubungi mereka melalui jaringan pribadi atau LinkedIn.

"Mendapatkan informasi langsung tentang perusahaan adalah cara terbaik untuk menemukan tanda bahaya," sebut dia.

Dalam percakapan ini, tidak perlu menunjukkan niat kita secara gamblang untuk mengetahui apakah tempat kerja itu beracun atau tidak.

Abbajay menyarankan kita untuk mengatakan kalimat "saya sedang berpikir untuk melamar pekerjaan di situ."

Baca juga: Lingkungan Kerja Beracun, Kenali Tanda-tandanya

"Saya ingin sekali memeroleh wawasanmu tentang budaya perusahaan".

Tanyakan kepada mereka seperti apa jam kerjanya, kepemimpinan atasan, apakah karyawan tampak senang bekerja di sana dan hal-hal lain yang membuat kita penasaran.

"Apakah kepemimpinan yang merendahkan atau kepemimpinan mendukung? Apakah mereka membuat karyawan merasa kurang kompeten?" ujar Abbajay.

"Apakah mereka memerintah dengan tangan besi di mana setiap karyawan harus berjalan beriringan?"

"Hal-hal yang membuat kita menjadi tidak manusiawi atau membuat kita sulit untuk bekerja, itu bisa menjadi racun," kata Abbajay.

Cobalah berbicara dengan lebih dari satu karyawan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.

Baca juga: Cara Atasi Lingkungan Kerja yang Tak Baik bagi Kesehatan Mental

Jika memungkinkan, tanyakan pada karyawan yang kita hubungi dengan kalimat "apakah ada orang lain yang bisa saya ajak bicara?"

Jocelyn Lai, kepala akuisisi bakat global di Duolingo, mengatakan cara ini dapat mengungkap apakah karyawan mau berbicara kritis tentang kepemimpinan di perusahaan mereka kepada orang luar atau tidak.

"Jika orang tersebut membicarakan keburukan terkait kepemimpinan di perusahaan itu, maka itu mungkin merupakan tanda bahaya," kata dia.

"Ada beberapa orang yang kritis terhadap organisasi, tetapi tidak menuduh."

 

2. Banyak ulasan buruk menunjukkan budaya di kantor bermasalah

Selain berbicara dengan karyawan perusahaan secara langsung, kita dapat mencari petunjuk dengan membaca tentang organisasi di situs ulasan pekerjaan (job review).

Di situs semacam itu, ada banyak ulasan terkait mengapa karyawan mau bertahan atau meninggalkan perusahaan.

Baca juga: Lingkungan Kerja Anda Toksik? Kenali Ciri-Cirinya

"Jika masalahnya adalah terlalu banyak pekerjaan, itu sudah biasa. Jika masalahnya bos suka membentak dan berteriak, itu beda cerita," terang Abbajay.

"Apabila kita melihat ulasan yang berulang, maka itu adalah sesuatu yang harus benar-benar diperhatikan."

Perlu diingat, ulasan dari satu orang belum tentu mewakili budaya sebuah perusahaan.

Namun, jika topik mengenai manajer yang buruk atau perlakuan yang tidak manusiawi ditemukan dalam beberapa atau bahkan banyak ulasan, kita harus mewaspadai tempat kerja itu.

 

3. Ada bukti video yang menunjukkan keburukan perusahaan

Cara orang membicarakan pekerjaan dan rekan kerja mereka dapat mengungkapkan banyak hal tentang budaya perusahaan.

Salah satu cara untuk mengetahui calon rekan kerja dan tim kita di perusahaan adalah dengan melihat wawancara langsung (live interview), kata Lai.

Jika dalam wawancara langsung yang direkam kamera itu karyawan atau atasan perusahaan menunjukkan sikap tidak sopan, maka mereka juga bisa bersikap kejam sehari-hari.

Lai mengenang masa-masa dia sedang mencari pekerjaan dan menonton video wawancara, di mana CEO perusahaan bersikap tidak sopan kepada pewawancara.

Baca juga: Lingkungan Kerja Anda Toksik? Kenali Ciri-Cirinya

"Saya merasa mungkin dia ditempatkan di posisi yang aneh, jadi saya mencoba menonton beberapa video lain. Dan video lainnya mengonfirmasi hal yang sama persis," kata Lai.

"Saya masih menjalani proses wawancara di perusahaan itu karena penasaran, dan ketika saya bertemu dengan CEO, itu menegaskan lagi kepribadiannya persis seperti yang saya lihat di video."

"Saya mungkin bisa menghemat tiga jam jika tidak mengikuti wawancara dan memercayai firasat saya pada video itu," imbuh dia.

Petunjuk lain mengenai budaya perusahaan bisa dilihat dari komentar buruk di medsos, kata pengacara ketenagakerjaan Donna Ballman.

"Apakah mereka mengatakan hal-hal negatif tentang karyawan? Atau menyangkal klaim yang dibuat oleh karyawan?" ungkap Ballman.

 

4. Struktur organisasi yang merugikan karyawan

Lai menyarankan untuk melihat struktur organisasi guna mendapatkan petunjuk apakah kita akan menghadapi lingkungan kerja yang beracun atau tidak nantinya.

"Bagi saya, itu tergantung pada bagaimana kita dihargai sebagai karyawan dan sebagai manusia. Ada banyak aspek toksisitas," kata Lai.

"Apakah pekerjaan kita dihargai? Jika tidak, kita tidak akan pernah berhasil, dan itu dapat berkontribusi pada toksisitas."

Sebagai orang luar perusahaan, kita dapat mencari tahu struktur dan sumber daya perusahaan.

Baca juga: Ketahui Ciri Lingkungan Kerja yang Toxic, Apa yang Harus Dilakukan?

Caranya, kumpulkan informasi dari LinkedIn, biodata karyawan atau sumber lain, lalu buatlah kesimpulan.

Jika karyawan yang berdedikasi di perusahaan itu terbilang minim, tandanya kita akan mengalami kesulitan untuk meraih sukses di perusahaan tersebut, catat Lai.

"Ada beberapa contoh di mana saya memertimbangkan untuk melamar pekerjaan dan saya membayangkan, 'hanya ada satu orang dalam peran ini? Itu tidak masuk akal'," kata dia.

"Jika ada 1.000 orang di perusahaan, dan hanya ada satu orang untuk peran tersebut, kemungkinan orang itu akan mengalami burnout."

5. Adanya pengajuan tuntutan hukum dari mantan karyawan

Untuk mengetahui bagaimana perusahaan memperlakukan karyawannya, carilah informasi atau berita mengenai tuntutan hukum yang diajukan kepada perusahaan itu.

"Apakah mantan karyawan menggugat perusahaan? Apakah perusahaan menggugat mantan karyawan?" ucap Ballman.

Biasanya, berita tentang tuntutan hukum yang melibatkan perusahaan dapat kita cari di televisi atau internet.

Artikel atau berita tersebut akan memberi kita informasi dasar tentang dugaan diskriminasi atau praktik perburuhan yang tidak adil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com