Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/03/2022, 06:32 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Angka tersebut adalah jumlah jam yang seharusnya menjadi jam aktif kita dalam sehari.

Jadi, jika kita menghabiskan lebih dari 50 persen waktu itu untuk duduk , berbaring, dan tidak bergerak, penting untuk menemukan cara mengubahnya. 

Kita misalnya bisa berjalan kaki, senam ringan, naik turun tangga, atau melakukan aktivitas lain setiap 1 jam duduk.

Baca juga: 5 Tips Sederhana Mengurangi Pola Hidup Mager

3. Sering lelah

Kelelahan berasal dari banyak hal, misalnya stres, pola makan yang buruk, hingga ketidakseimbangan hormon. Namun, kurang bergerak juga berperan dalam kelelahan yang ekstrem.

Hal ini disebabkan karena tubuh, jantung, paru-paru, otot, sedang "dekondisi", yang dapat terjadi selama beberapa hari.

4. Perubahan berat badan dan metabolisme

Agar berat badan tidak bertambah dengan cara yang tidak sehat, kita harus membakar kalori yang memiliki jumlah setara dengan asupan kalori kita.

Jadi ketika terlalu banyak duduk, asupan kalori akan tetap sama, sementara pengeluaran energi menurun. Ini menyebabkan kelebihan kalori disimpan sebagai lemak.

Metabolisme (proses tubuh untuk mengubah makanan menjadi energi) juga akan terpengaruh. Sebab, metabolisme akan melambat karena kurang bergerak, membuat kalori yang terbakar lebih sedikit.

Jika dibiarkan, efek panjangnya dapat mengakibatkan penyakit kronis seperti diabetes, serangan jantung, stroke, dan penyakit lainnya.

5. Sering merasa lemas.

Menurut ahli jantung Sanul Corrielus, MD, FAAC, pernapasan seseorang akan menjadi dangkal jika ia tidak banyak bergerak. Akibatnya, jantung kehilangan suplai aliran oksigen yang baik, membuat kondisi jantung menurun.

Minimnya aktivitas juga dapat membuat kita merasa lebih cepat terengah-engah serta mengalami palpitasi, yang dapat menyebabkan penurunan fungsi jantung jika tidak ditangani.

Penelitian pun menunjukkan bahwa setiap waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com