"Atasan maupun karyawan perlu membuat batasan," kata Voyles.
"Tetapi perlu ada wewenang bagi pekerja untuk mengatur jadwal mereka, fleksibilitas perlu ditentukan oleh individu, bukan bos."
Selain itu, karyawan yang menjalani sistem kerja ini perlu mendapat bantuan dari perusahaan untuk meringankan pergeseran psikologis antara kantor dan rumah.
"Sistem kerja hybrid adalah keadaan pikiran (state of mind)," kata Kinman.
"Ini adalah gagasan di mana kita bergerak dan bekerja dari satu pengaturan ke pengaturan lain."
"Oleh karena itu, harus ada mekanisme untuk memastikan karyawan memiliki alat kerja yang tepat."
Baca juga: Mitos Bekerja Remote yang Tidak Perlu Digubris
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.