Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Perubahan Siklus Menstruasi Seiring Bertambahnya Usia

Kompas.com - 17/03/2022, 17:00 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Health

KOMPAS.com - Seiring bertambahnya usia, tentu ada beberapa perubahan yang terjadi pada tubuh kita. Salah satunya, pada siklus menstruasi.

Ya, menstruasi memang ditentukan oleh hormon, sehingga perubahan hormon normal terkait usia akan mempengaruhi siklusnya.

Namun, apa saja perubahan yang terjadi? Berikut paparannya.

Usia 20 tahunan

Jika saat remaja siklus menstruasi terasa acak-acakan dan bisa muncul mendadak, di usia 20 tahunan, siklusnya menjadi lebih konsisten.

Baca juga: 6 Makanan untuk Redakan Kram Saat Menstruasi

Kendati demikian, saat siklus mulai konsisten dan datang hampir setiap bulan sekali, umumnya kita akan mengalami Premenstrual Syndrome (PMS), kram, dan nyeri payudara.

Jika tidak terbiasa menghadapi efek samping ini, tentu akan menjadi semacam “kejutan” yang tidak menyenangkan bagi diri kita.

Perubahan besar lainnya yang biasa terjadi pada usia 20-an berkaitan dengan penggunaan alat kontrasepsi.

Di usia 20 tahunan, banyak perempuan yang memutuskan untuk mulai menggunakan alat kontrasepsi hormonal karena berbagai alasan.

Baca juga: 7 Olahraga yang Masih Bisa Diakukan Saat Menstruasi

Misalnya, memiliki pasangan namun terlalu sibuk berkarier dan belum ingin memikirkan anak-anak.

Nah, meminum pil kontrasepsi kemungkinan akan memicu perubahan pada siklus menstruasi, seperti membuatnya lebih ringan dan lebih teratur, serta gejala PMS dan kram yang berkurang.

Bahkan, pil atau alat kontrasepsi lain seperti IUD hormonal atau Depo-Provera (suntikan KB) dapat menyebabkan menstruasi hilang.

Pil KB mencegah ovulasi, dan tanpa ovulasi, tidak ada penumpukan lapisan rahim yang harus ditumpahkan, membuat menstruasi menghilang.

Baca juga: Komunikasikan Hal Berikut Saat Remaja Putri Mengalami Menstruasi Pertama

Usia 30 tahunan

Di usia ini, mesntruasi umumnya dapat diprediksi dan konsisten.

Namun di usia ini, gejala seperti aliran menstruasi yang lebih deras dibanding biasanya atau rasa nyeri berlebihan bisa menjadi tanda masalah.

Pasalnya, penumbuhan massa dalam rahim yang dapat menyebabkan aliran menstruasi lebih deras atau fibroid umumnya tidak muncul hingga seorang perempuan mencapai umur 30 tahun.

Baca juga: Bagaimana Perempuan Atlet Olimpiade Hadapi Menstruasi?

Endometriosis yang sering ditandai dengan rasa sakit yang luar biasa parah juga biasanya terjadi pada perempuan yang berusia 30-an.

Selain itu, perubahan besar lainnya yang mungkin terjadi di usia 30 tahunan adalah memiliki bayi.

Menurut dokter kandungan di Santa Monica, California, Sheryl Ross, banyak yang tidak menyadari menstruasi biasanya tidak kembali sampai enam minggu setelah melahirkan jika seseorang tidak menyusui.

"Jika memutuskan untuk menyusui, menstruasi tidak akan kembali sampai berhenti atau mengurangi frekuensi menyusui,” ujar Ross.

Baca juga: Edukasi Kebersihan Diri Saat Menstruasi untuk Remaja di Indonesia Timur

Terlebih lagi, melahirkan anak dapat menyebabkan perubahan jangka panjang pada siklus menstruasi kita.

Sementara itu, dokter kandungan di Chicago Lauren Streicher mengatakan, banyak perempuan mengatakan setelah melewati kehamilan, rasa kram saat menstruasi akan terasa lebih baik.

“Itu bisa disebabkan oleh beberapa hal, namun karena pembukaan serviks menjadi sedikit lebih besar, aliran darah menstruasi akan keluar tanpa memerlukan kontraksi rahim yang kuat,” ujar dia.

 

Usia 40 tahunan

Usia 40-an menandai awal fluktuasi hormon perimenopause, yang merupakan awal dari menopause.

Selama waktu ini, biasanya delapan hingga 10 tahun sebelum menopause (yang biasanya terjadi di awal usia 50-an), tubuh bersiap untuk mengakhiri masa menstruasi.

Perubahan hormon normal menyebabkan ovulasi menjadi lebih tidak teratur, dan fluktuasi kadar estrogen mengakibatkan siklus menstruasi yang terlewat.

Selain itu, aliran darah menstruasi bsisa lebih deras, dan ada bercak-bercak saat menstruasi, serta periode PMS yang lebih lama.

Baca juga: Smartwatch Ini Dilengkapi Pelacak Siklus Menstruasi

Namun jangan lupa, meskipun ovulasi tidak menentu, kita masih bisa hamil.

Seorang perempuan tidak akan mengalami menopause sampai menstruasinya berhenti, setidaknya selama satu tahun.

Namun jika mengalami gejala yang tidak biasa, ada baiknya untuk memeriksakan diri ke dokter.

Sebab, siklus menstruasi yang sangat tidak teratur atau perubahan drastis pada aliran menstruasi bisa menjadi tanda adanya masalah tiroid, sindrom ovarium polikistik, atau sejumlah masalah kesehatan lainnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Health
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com