Kisahnya soal pria bernama Nev Schulman mempresentasikan pengalamannya sendiri ditipu secara online dan kemudian berusaha mengungkapkannya.
Netizen menyebut, pria yang dijuluki sebagai Tinder Swindler Indonesia itu tidak tampan maupun rupawan.
Namun nyatanya, banyak wanita yang terpikat dan tertipu oleh perilakunya.
Seringkali, korban catfishing memang tidak sadar menjadi korban penipuan sampai akhirnya sudah terlambat.
Baca juga: Tinder Sajikan Fitur untuk Lacak Latar Belakang Kriminal Seseorang
Mereka terbuai kata-kata serta janji manis maupun rayuan dari pelakunya sehingga terlena.
Dikutip dari situs Age UK, ada beberapa hal yang menjadi ciri-ciri pelaku catfishing antara lain:
Berjumpa di media sosial atau aplikasi kencan lalu terlalu cepat atau mudah bilang cinta tentunya mencurigakan.
Padahal kita mungkin saja baru berinteraksi selama beberapa hari atau minggu dan belum benar-benar saling kenal.
Pelaku catfishing juga cenderung berkata-kata manis dan mengeluarkan bujuk rayu.
Pelaku catfishing seringkali menghindari tatap muka baik lewat video call maupun pertemuan langsung.
Meski sering mengirimkan foto, mereka akan cenderung mengulur waktu ketika kita ingin berjumpa langsung.
Profil pelaku catfishing sulit dicari di internet, kecuali di platform tempat kita berkenalan.
Nama mereka mungkin tidak bisa dicari secara online atau tidak sesuai dengan ceritanya selama ini.
Baca juga: The Tinder Swindler, Sekadar Hiburan atau Bisa Jadi Peringatan?
Pelaku catfishing akan meminta uang di awal hubungan, dengan berbagai alasan.
Misalnya biaya transportasi untuk bertemu dengan kita, kebutuhan mendesak atau kondisi darurat, seperti si Tinder Swindler Indonesia.
Jika si dia terasa terlalu sempurna seperti di dalam komik, mungkin kita harus curiga jika ia adalah pelaku catfishing.
Pelaku catfishing berusaha mengarang cerita sempurna namun kisahnya seringkali bertentangan satu sama lain atau tidak sesuai.
Seperti si Tinder Swindler Indonesia yang mengaku sebagai pengusaha namun meminta transferan uang dari korbannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.