Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinder Swindler Indonesia Viral, Awas Jebakan Catfishing

Kompas.com - 17/03/2022, 18:19 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber WebMD,Age UK

KOMPAS.com - Twitter tengah diramaikan oleh kasus, yang dijuluki netizen, Tinder Swindler Indonesia.

Berawal dari salah satu akun yang mengaku ditipu oleh sesosok pria yang ditemuinya di media sosial.

Pelaku mengaku sebagai James Sinaga, orang kaya yang memiliki puluhan pabrik dan toko elektronik.

Ia kerap merayu korban dengan flexing kekayaannya termasuk berjanji memberikan satu unik iPhone secara cuma-cuma.

Baca juga: Flexing, Tren Pamer Harta demi Gengsi dan Status Sosial

Belakangan ia malah minta ditransfer uang dengan alasan akun perbankan miliknya sedang limit dan dalam kondisi terdesak.

Setelah itu, si Tinder Swindler Indonesia ini lalu hilang tanpa jejak dan memblokir akun media sosial korban tanpa membayar hutangnya.

Catfishing, modus penipuan yang dilakukan si Tinder Swindler Indonesia

Setelah kasus ini viral di Twitter, muncul sejumlah akun lainnya yang juga mengaku sebagai korbannya.

Namun nama yang diberikan berbeda meskipun latar belakang yang dipakainya serupa, pria kaya raya dengan puluhan usaha menjanjikan.

Modus pemalsuan identitas secara online ini termasuk dalam model penipuan dunia digital yang dinamani catfishing.

Istilah ini semakin populer beberapa waktu belakangan, khususnya setelah media sosial dan Tinder marak dijadikan tempat mencari pasangan.

Baca juga: Love Bombing, Taktik Melenakan Pasangan Seperti di The Tinder Swindler

Catfishing adalah perbuatan memalsukan identitas dengan menciptakan profile online guna mengelabui orang lain yang menjalin hubungan asmara dengannya.

Demi melakukannya, pelaku catfishing menggunakan foto atau persona palsu untuk menggaet teman atau pasangan di internet.

Umumnya, catfishing dilakukan untuk menipu dan mendapatkan uang dari korbannya.

Namun tindakan ini juga bisa dilakukan karena masalah kepercayaan diri, depresi, balas dendam, pelecehan seksual dan bertujuan mengeksplorasi seksualitas targetnya.

Istilah catfishing berawal dari film dokumenter tahun 2010 berjudul serupa.

Kisahnya soal pria bernama Nev Schulman mempresentasikan pengalamannya sendiri ditipu secara online dan kemudian berusaha mengungkapkannya.

Ciri-ciri pelaku catfishing seperti si Tinder Swindler Indonesia

Aplikasi kencan online seperti Tinder sering menjadi tempat untuk mencari kenalan maupun pasangan seriusPexels/ Cotton Bro Aplikasi kencan online seperti Tinder sering menjadi tempat untuk mencari kenalan maupun pasangan serius
Netizen menyebut, pria yang dijuluki sebagai Tinder Swindler Indonesia itu tidak tampan maupun rupawan.

Namun nyatanya, banyak wanita yang terpikat dan tertipu oleh perilakunya.

Seringkali, korban catfishing memang tidak sadar menjadi korban penipuan sampai akhirnya sudah terlambat.

Baca juga: Tinder Sajikan Fitur untuk Lacak Latar Belakang Kriminal Seseorang

Mereka terbuai kata-kata serta janji manis maupun rayuan dari pelakunya sehingga terlena.

Dikutip dari situs Age UK, ada beberapa hal yang menjadi ciri-ciri pelaku catfishing antara lain:

Terlalu mudah bilang suka

Berjumpa di media sosial atau aplikasi kencan lalu terlalu cepat atau mudah bilang cinta tentunya mencurigakan.

Padahal kita mungkin saja baru berinteraksi selama beberapa hari atau minggu dan belum benar-benar saling kenal.

Pelaku catfishing juga cenderung berkata-kata manis dan mengeluarkan bujuk rayu.

Menghindari tatap muka

Pelaku catfishing seringkali menghindari tatap muka baik lewat video call maupun pertemuan langsung.

Meski sering mengirimkan foto, mereka akan cenderung mengulur waktu ketika kita ingin berjumpa langsung.

Profile-nya sulit dicari di internet

Profil pelaku catfishing sulit dicari di internet, kecuali di platform tempat kita berkenalan.

Nama mereka mungkin tidak bisa dicari secara online atau tidak sesuai dengan ceritanya selama ini.

Baca juga: The Tinder Swindler, Sekadar Hiburan atau Bisa Jadi Peringatan?

Meminta uang di awal hubungan

Pelaku catfishing akan meminta uang di awal hubungan, dengan berbagai alasan.

Misalnya biaya transportasi untuk bertemu dengan kita, kebutuhan mendesak atau kondisi darurat, seperti si Tinder Swindler Indonesia.

Sosoknya terlalu sempurna

IlustrasiPEXELS/COTTONBRO Ilustrasi
Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, begitu pula pasangan yang kita jumpai di media sosial atau aplikasi kencan.

Jika si dia terasa terlalu sempurna seperti di dalam komik, mungkin kita harus curiga jika ia adalah pelaku catfishing.

Ceritanya seringkali bertentangan

Pelaku catfishing berusaha mengarang cerita sempurna namun kisahnya seringkali bertentangan satu sama lain atau tidak sesuai.

Seperti si Tinder Swindler Indonesia yang mengaku sebagai pengusaha namun meminta transferan uang dari korbannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber WebMD,Age UK
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com