Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal TENS, Metode Mengatasi Nyeri Tanpa Penggunaan Obat

Kompas.com - 17/03/2022, 20:55 WIB
Dinno Baskoro,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nyeri merupakan masalah kesehatan yang paling umum dikeluhkan banyak orang.

Nyeri dapat ditandai dengan kondisi atau perasaan tidak nyaman pada bagian tubuh tertentu yang disebabkan oleh adanya gangguan atau kerusakan jaringan yang berkaitan dengan sistem saraf.

Pada umumnya, nyeri dapat berlangsung dalam jangka waktu tertentu dan dapat terjadi di area leher, lutut, lengan, tangan, kaki, kepala, punggung dan berbagai anggota tubuh lainnya.

Nyeri harus segera diatasi karena dampaknya bisa menurunkan produktivitas, memengaruhi kondisi psikologis, hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Baca juga: 9 Tanda Kolesterol Tinggi: dari Gangguan Mata hingga Nyeri Kaki

Kondisi ini pun menjadi alasan yang cukup lazim bagi seseorang untuk mencari perawatan medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat agar tidak memperparah gejala yang dialami.

"Nyeri termasuk salah satu kasus rawat jalan yang banyak dijumpai di berbagai fasilitas kesehatan, dan membutuhkan penanganan ahli saraf," papar dr. Sa’ad Budijono, SpKFR, dalam Virtual Media Briefing "Solusi Mengatasi Nyeri yang Aman di Tengah Pandemi" bersama OMRON, Kamis (17/3/2022).

Berdasarkan data Global Pain Index Report 2020, nyeri masih menjadi masalah global. Dari 19 ribu responden yang disurvei, 93 persen mengaku memiliki masalah nyeri, dengan sepertiganya menderita rasa nyeri setiap hari.

Kondisi tersebut tidak hanya dialami lansia, karena 1 dari 5 nyeri kronis juga dialami oleh mereka yang berusia di bawah 30 tahun.

Nyeri dapat disebabkan oleh banyak hal. Misalnya faktor degeneratif, aktivitas berlebihan, cedera saat olahraga, kelebihan berat badan, menderita penyakit tertentu, hingga kesalahan postur tubuh dalam beraktivitas.

Berbagai faktor tersebut dapat memicu kerusakan sel-sel tubuh sehingga timbul nyeri di beberapa bagian dan dalam jangka waktu tertentu.

Baca juga: Nyeri Punggung

Pengobatan nyeri dengan terapi TENS

Sebenarnya beberapa cara dalam mengatasi nyeri dapat dilakukan. Seperti mengonsumsi obat pereda nyeri dapat menjadi pertolongan pertama.

Namun masalahnya, tidak semua orang cocok dengan solusi ini karena sejumlah alasan seperti alergi obat atau khawatir dengan efek samping yang ditimbulkan.

Selain mengonsumsi obat-obatan, terapi TENS dapat menjadi solusi untuk mengatasi nyeri dengan metode non-farmakologi.

Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) merupakan metode terapi fisiologis dengan mengantarkan aliran listrik bervoltase rendah ke bagian tubuh yang sakit.

Alat buatan OMRON ini menggunakan dua elektroda yang efektif dalam mengurangi nyeri melalui aktivasi saraf berdiameter besar dan kecil yang ditempelkan ke kulit sehingga dapat mengirimkan sinyal ke saraf pusat.

"Prinsip TENS bekerja sebagai gate control theory, melalui stimulasi dan aktivasi descending pain suppression system, dan dianjurkan dengan frekuensi listrik sebesar 50-150 Hz," ujar dr. Sa'ad yang juga merupakan Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.

Pijatan atau impuls listrik bervoltase rendah dari perangkat membantu mengendurkan dan mengaktifkan otot tegang yang sering kali menjadi penyebab nyeri.

Kemudian efeknya dapat meningkatkan sirkulasi darah ke area tersebut, memblokir sinyal rasa sakit, memicu pelepasan endorfin dan serotonin hingga merelaksasi otot sehingga dapat sirkulasi darah di area rasa sakit.

"Karena ada pelepasan endorfin dan serotonin, sering ditemukan pasien yang menjalani terapi ini justru tertidur pulas," pungkas dr. Sa'ad.

Baca juga: Selain Rasa Nyeri, Kenali Efek Berbahaya Saraf Terjepit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com