Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Konsep Kebahagiaan dari Negara Paling Bahagia di Dunia, Mau Coba?

Kompas.com - 18/03/2022, 06:31 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

"Ini dapat membuat kita merasa kurang sendirian, lebih positif, dan lebih dekat dengan mereka yang kita sayangi," kata psikoterapis Jennifer Silvershein.

Baca juga: Perlu Berapa Banyak Uang untuk Membeli Kebahagiaan?

4. Friluftsliv

Konsep friluftsliv adalah merangkul alam terbuka selama musim dingin.

"Kita berpikir musim dingin adalah waktu untuk meringkuk di rumah dengan membaca buku," kata psikoterapis Jennifer Teplin.

"Tetapi sekarang saya mengajak siapa saja selama musim dingin untuk mulai melihat alam bebas sebagai ruang untuk kemungkinan tak terbatas, serta cara baru untuk menantang cara hidup mereka saat ini."

"Kesehatan mental kita meningkat di saat kita merasa tertantang dan dunia seperti berada dalam genggaman kita," imbuh diaa.

Cara ini mungkin bisa disesuaikan dengan kondisi di Indonesia yang beriklim tropis.

Misalnya, kita menjelajahi alam bebas atau sekadar berjalan-jalan di sekitar kompleks perumahan ketika cuaca sedang mendung atau mau hujan.

5. Fika

Orang-orang di Swedia menganut konsep yang disebut fika, yaitu coffee break atau istirahat yang memungkinkan seseorang mengistirahatkan otak dari pekerjaan.

Baca juga: Ternyata, Tidur Amat Pengaruhi Kebahagiaan Anak

Fika menjadi bagian dari budaya masyarakat Swedia, dan banyak pengusaha yang mempraktikkan konsep ini saat hari kerja.

Menyempatkan diri untuk istirahat dari pekerjaan di siang hari dapat membantu meningkatkan produktivitas dan fokus.

6. Lagom

Masyarakat Swedia juga memiliki konsep lagom, yang diterjemahkan menjadi "tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak."

Lagom adalah menemukan keseimbangan dan tidak hidup dengan cara yang terlalu ekstrem.

Menurut Linnea Dunne, penulis buku Lagom: The Swedish Art of Balanced Living, konsep lagom adalah faktor utama yang membuat Swedia menempati peringkat atas dalam hal kebahagiaan dan produktivitas secara konsisten.

Baca juga: Pesan Raisa untuk Wanita Indonesia Soal Kecantikan dan Kebahagiaan

7. Sisu

Sisu berarti "ketahanan" atau "ketekunan," yakni menyelesaikan apa yang kita mulai, meskipun kita merasa ingin menyerah.

Penelitian di tahun 2019 yang dimuat dalam International Journal of Wellbeing melihat lebih dari 1.000 tanggapan untuk lebih memahami dan menjelaskan konsep ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com