Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilih Mana, Jadi Cinta Pertama, Kedua, atau Terakhir

Kompas.com - 18/03/2022, 08:00 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam hubungan asmara, menjadi cinta pertama atau cinta terakhir dari seseorang membuat kita merasa istimewa.

Ada orang yang ingin menjadi cinta pertama dari kekasih mereka. Sebagian lebih suka untuk menjadi cinta kedua, namun kebanyakan ingin menjadi yang terakhir.

Lalu apa sih bedanya menjadi cinta pertama, cinta kedua, dan cinta terakhir seseorang?

1. Menjadi kekasih pertama dan satu-satunya

Cinta pertama --termasuk pengalaman pertama-- adalah tonggak emosional yang biasanya diingat selama sisa hidup.

Baca juga: Mengapa Cinta Pertama Sulit Dilupakan? Ini Kata Para Ahli

Di mata masyarakat awam, kehilangan keperawanan sebelum menikah (bagi wanita) memiliki konotasi negatif.

Makanya, banyak wanita yang menjaga kesuciannya dan hanya memberikan pengalaman pertamanya kepada pria yang betul-betul mencintai dan mau menikahinya.

Dari sudut pandang psikologis, ada asumsi bahwa seseorang yang menikahi cinta pertama mereka cenderung menyesal karena kehilangan pilihan pasangan yang lebih baik.

Penelitian terkait topik tersebut menunjukkan fakta menarik.

Ketika seseorang (negosiator) mengungkapkan perasaan kepada lawan jenis dan segera diterima, dia lebih mungkin memikirkan dirinya dapat menemukan pasangan yang lebih baik.

Oleh karenanya, orang itu cenderung tidak puas dengan hubungan daripada negosiator yang awalnya tidak langsung diterima.

Kemungkinan lain, kita memiliki penyesalan yang kuat karena tidak mengambil pilihan romantis tertentu.

Namun studi dari YouGov membantah studi sebelumnya.

Ditemukan, orang yang menikahi cinta pertama mereka lebih mungkin untuk tetap jatuh cinta dan tidak pernah memikirkan perceraian.

Sebab, cinta pertama memberikan dampak yang kuat pada diri seseorang, menurut studi tersebut.

Baca juga: 10 Alasan Mengapa Cinta Pertama Tak Pernah Mati

Keuntungan utama menikahi cinta pertama adalah kita memiliki hubungan romantis yang begitu dalam.

Studi yang dilakukan peneliti Christine Proulx dan tim menemukan, pasangan menikah dengan tingkat kualitas pernikahan yang tinggi dan stabil cenderung mampu memertahankan hubungan mereka dalam jangka panjang.

Salah satu kekurangan dalam menikahi cinta pertama yaitu adanya rasa penyesalan.

Tetapi, kita harus bisa membedakan penyesalan dengan rasa ingin tahu.

Penyesalan adalah kondisi di mana kita sedih mengingat perilaku kita di masa lalu, sedangkan rasa ingin tahu menandakan adanya keinginan positif untuk mengetahui sesuatu.

Rasa ingin tahu dapat dipenuhi dengan berbagai cara namun tidak instan. Itu adalah sikap berkelanjutan yang umumnya baik bagi kesejahteraan kita.

Seandainya kita berusaha memenuhi rasa ingin tahu dengan berselingkuh, maka rasa ingin tahu ini tidak akan menghilang setelah kita berselingkuh.

Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Menyatakan Cinta?

Satu temuan menunjukkan, jika seorang wanita memiliki riwayat menjalin hubungan dengan banyak orang di masa lalu, kemungkinan dia memiliki pasangan lain di luar hubungan utama sangat tinggi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com