KOMPAS.com - Berhubungan seksual memang bermanfaat untuk meningkatkan keintiman bagi pasangan.
Tapi, bagaimana jadinya jika berhubungan seksual dilakukan saat salah satu atau kedua pasangan sedang marah?
Aktivitas seksual seperti ini melibatkan gairah yang terpendam dan seringkali menjadi liar dan intens.
Baca juga: Terjebak dalam Pernikahan Tanpa Seks, Kenali Pemicu dan Solusinya
Berhubungan seksual saat marah umumnya dilakukan setelah pertengkaran hebat atau beberapa jam atau hari setelahnya yang disebut makeup sex.
Terkadang berhubungan seksual ketika marah dapat meredakan pertengkaran.
Namun hal ini tidak selalu terjadi pada semua pasangan.
Sejumlah pasangan bertanya-tanya apa yang terjadi di balik aktivitas seksual ini ketika sedang dalam kondisi marah.
Menurut Jess O'Reilly, Ph.D, seksolog di Astroglide, beberapa hal dapat terjadi saat hasrat seksual maupun emosi kita tengah menggebu-gebu, di antaranya:
Meminta persetujuan kepada pasangan sangatlah penting sebelum kita mulai berhubungan seksual walau emosi sedang meledak-ledak.
Hal ini tidak sekadar memberi izin kepada pasangan tapi juga membuat hubungan seksual lebih baik.
Baca juga: 10 Makanan untuk Tingkatkan Gairah Seksual
Demikian dikatakan seorang psikolog konseling, psikoterapis, dan pendiri www.ursafespace.com, Shagoon Maurya.
"Meminta persetujuan pasangan Anda adalah hal pertama yang harus Anda lakukan dalam hal keintiman seksual," ujarnya.
Namun, karena sifatnya yang intens, pasangan mungkin ragu dan menjadi lebih cemas.
Agar berhubungan seksual saat marah menjadi nyaman, pasangan harus: