Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gegar Otak, Cedera Traumatik yang Dialami Marc Marquez di Mandalika

Kompas.com - 20/03/2022, 17:06 WIB
Anya Dellanita,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Marc Marquez absen dari laga MotoGP Mandalika 2022 akibat gegar otak ringan.

Pebalap Repsol Honda itu dinyatakan tidak fit sehingga gagal mengikuti Pertamina Grand Prix of Indonesia perdana ini.

Ia mengalami kecelakaan fatal saat sesi pemanasan sehingga mendapatkan sejumlah benturan di kepalanya.

Gegar Otak, cedera traumatik Marc Marquez di Mandalika

Dilansir dari Mayo Clinic, gegar otak adalah cedera otak traumatik yang mempengaruhi fungsi otak seseorang.

Biasanya, gegar otak ini dapat menyebabkan sakit kepala dan masalah dengan konsentrasi, memori, keseimbangan dan koordinasi, meski hanya bersifat sementara.

Gegar otak ini biasanya disebabkan oleh hantaman di kepala, yang bisa terjadi akibat jatuh saat berolahraga.

Seperti ketika Marc Marquez mengalami high side sehingga tubuhnya terlempat ke udara dan mendarat dengan keras.

Baca juga: Cermati, 5 Reaksi Otak ketika Tubuh Kurang Olahraga

Selain itu, mengguncang kepala dan tubuh bagian atas dengan keras juga dapat menyebabkan gegar otak.

Dalam beberapa kasus, gegar otak ini dapat menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran, meski jarang terjadi dan umumnya, seseorang bisa pulih sepenuhnya setelah mengalaminya.

Penyebab gegar otak

Jaringan otak bersifat lembut, terdiri dari konsistensi gelatin yang melindungi otak dari goncangan dan benturan sehari-hari berkat adanya cairan serebrospinal dalam tengkorak.

Hantaman keras ke arah kepala dan leher, atau tubuh bagian atas dapat menyebabkan otak meluncur maju-mundur ke dinding bagian dalam tengkorak.

Akselerasi atau deselerasi kepala yang terjadi secara mendadak, seperti tabrakan mobil atau terguncang keras juga bisa menjadi penyebab dari cedera otak.

Baca juga: Jangan Sepelekan Benturan Kepala Saat Berolahraga

Cedera ini dapat menyebabkan adanya pendarahan di dalam atau sekitar otak, menyebabkan gejala seperti rasa kantuk dan kebingungan yang berkepanjangan.

Gejala seperti ini dapat berkembang secara langsung atau lambat.

Pendarahan seperti itu bisa berakibat fatal. Itu sebabnya siapa pun yang mengalami cedera otak perlu pemantauan dan perawatan darurat jika gejalanya memburuk.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com