KOMPAS.com - Toxic fandom adalah istilah yang belakangan makin banyak dipakai di media sosial dan pemberitaan.
Toxic fandom merujuk pada perilaku penggemar budaya populer yang cenderung negatif dan tidak dapat diterima.
Berbagai hal dilakukan demi idolanya, tanpa peduli dampaknya pada orang lain.
Perilaku yang dimaksud seperti bullying, hate speech, respons negatif yang masif pada budaya pop tertentu, dan menindas anggota fandom lain atau yang berseberangan dengan mereka.
Toxic fandom juga termasuk perilaku antisosial seperti membuat ancaman pembunuhan, ancaman pemerkosaan, atau doxing (memublikasikan informasi pribadi seseorang).
Baca juga: Mengenal Doxing, Istilah yang Ramai Dibahas Warganet
Umumnya, perilaku toxic fandom dilakukan secara online baik lewat komunitasnya maupun media sosial, terutama Twitter.
Aksi ini juga bisa disaksikan secara langsung khususnya dalam acara konser, jumpa fans, atau momen lainnya.
Menjadi tidak wajar ketika rasa suku dan dukungan yang diberikan menjadi berlebihan sehingga mengganggu orang lain.
Fandom terjadi ketika kita mengadopsi identitas penggemar tertentu yang bisa menjadi cara ampuh mendefinisikan diri sendiri.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.