Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Toxic Fandom", Kala Idola Jadi Segalanya yang Dibela Mati-matian...

Kompas.com - 22/03/2022, 07:00 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Mengapa perilaku toxic fandom bisa terjadi?

Ketika seseorang mengadopsi identitas pribadi dan sosial, seperti tergabung dalam fandom tertentu, mereka juga ingin mempertahankannya dari ancaman.

Dalam hal ini, berarti membela idolanya yang dilihat sebagai bagian dari diri sendiri dan komunitas penggemar.

Penelitian telah menunjukkan bahwa ketika orang membaca editorial negatif tentang merek yang disukai, seperti Starbucks atau Facebook, mereka bereaksi membela diri seolah-ola  telah diancam secara pribadi.

Baca juga: Sedih karena Atlet Idola Kalah Wajar, Ini 6 Cara Mengatasinya

Mereka juga lebih sensitif terhadap penegasan dan ancaman terhadap bagian identitas mereknya jika memasukkan fandom tersebut dalam konsep dirinya.

Setelah itu, penggemar merasakan investasi pribadi dan bahkan kepemilikan atas obyek penggemar.

Meskipun tidak ada hubungannya dengan kekayaan intelektual, anggota fandom merasa bisa dan harus menggunakan pola komunikasi terbuka yang disediakan oleh media sosial.

Baca juga: Memiliki Idola Mampu Memperbaiki Kehidupan Asmara?

Secara aktif dan kolektif, anggota fandom akan mengekspresikan preferensi dan keinginan mereka tentang idolanya.

Di sisi lain, ketika merasa dirinya atau idolanya terancam maka mereka akan menyerang secara defensif yang memunculkan perilaku toxic fandom.

Semua orang bisa menjadi korban dari toxic fandom termasuk penggemar lain yang dianggap pesaing, warganet yang merendahkan atau pihak lain yang berkontribusi mengubah idolanya menjadi hal yang tidak ideal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com