"Hubungan rumah itu nggak merusak lingkungan jadi kalau bisa manfaatkan kondisi di sekeliling. Kalau ada fasilitas kayu tidak terpakai, ya manfaatkan saja," imbuhnya.
Tidak hanya itu, ia juga menambahkan rumah berkelanjutan harus mampu menghemat air dan energi serta mengurangi limbah selama konstruksi dan masa pakai rumah.
Menciptakan rumah berkelanjutan tidak semata-mata berfokus pada desain, tata ruang, atau penggunaan energinya saja.
Rumah yang berkelanjutan juga harus diperhatikan dari faktor ekonominya sebab hal ini yang mempengaruhi hasil akhir hunian.
Mande menyampaikan, rumah yang berkelanjutan dirancang untuk menghemat uang selama masa konstruksi.
"Perencanaan yang cermat menghindari kebutuhan untuk renovasi besar di masa depan dan mengurangi biaya terkait penggunaan energi, air, dan pemeliharaan," katanya.
Setelah mengetahui prinsip yang harus dipatuhi saat mendesain rumah yang berkelanjutan, Mande juga membeberkan sejumlah tips.
Tujuannya supaya calon penghuni rumah merasa nyaman dan cocok dengan desain arsitektur, interior, dan perabotan di dalam tempat tinggalnya.
Mande menyarankan orang-orang yang ingin merancang rumah berkelanjutan untuk berbicara terbuka kepada arsitek.
Hal ini bisa menjadi cara agar perancang bangun rumah dapat memahami keinginan dan selera calon penghuninya.
Kemudian, arsitek juga dapat memahami hal-hal yang dikhawatirkan oleh calon penghuni rumah, misalnya soal kecocokan interior dengan perabotan rumah dan masalah biaya.
Lagi-lagi urusan uang "bermain" sebelum rumah berkelanjutan yang diimpikan dapat terwujud.
Mande menyarankan, orang-orang yang ingin membangun rumah untuk membagi budget-nya menjadi 3 bagian, yakni untuk arsitektur, interior, dan perabotan.
"Kalau lihat di Instagram gitu 'kan rumah orang lain bisa bagus-bagus ya karena budget-nya sudah disesuaikan," ujar Mande.
Ia mengingatkan calon penghuni rumah untuk memikirkan faktor ini secara baik-baik agar saat huniannya jadi, hasilnya akan sesuai dengan yang diinginkan.