Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Prinsip yang Harus Dipenuhi untuk Menciptakan Rumah Berkelanjutan

Kompas.com - 22/03/2022, 17:39 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tren berkelanjutan tidak hanya merambah pada dunia fesyen dan teknologi, namun turut mempengaruhi cara membangun dan menata rumah.

Desain rumah berkelanjutan nampaknya akan menjadi tren di masa depan seiring meningkatnya kesadaran manusia terhadap kelestarian lingkungan.

Bagi generasi muda yang baru atau berencana memiliki hunian pertamanya, desain rumah yang berkelanjutan menjadi salah satu yang dilirik.

Sebabnya mereka menganggap desain tersebut mengusung gaya yang minimalis, serba guna, dan dapat menghemat budget alias pengeluaran.

Tapi, menciptakan tempat tinggal yang ramah bagi lingkungan bukanlah hal mudah. Karena ada beberapa prinsip yang harus dipatuhi agar rumah memenuhi kriteria berkelanjutan.

"Pada prinsipnya rumah harus efektif dan efisien," ujar ujar pendiri studio kreatif berbasis arsitektur DForm, Mande Austriono, dalam virtual media briefing "Beko, Mengenal Rumah Berkelanjutan", Selasa (22/3/2022).

"Masalah gaya itu bisa dinomorduakan selama kita berpikir demikian (red: memahami efektivitas dan efisiensi rumah)," tambahnya.

Selain prinsip yang dikatakannya, Mande juga membeberkan sejumlah kriteria lain yang harus dipenuhi agar hunian pantas disebut sebagai rumah berkelanjutan. Apa saja?

1. Berdampak sosial

Banyak orang mungkin berpikiran hunian yang nyaman adalah tempat tinggal yang tertutup dan terhindar dari interaksi orang-orang di sekitar.

Tapi, bukan itu kriteria rumah berkelanjutan menurut Mande.

Ia menjelaskan, rumah berkelanjutan dirancang untuk memiliki elemen keamanan agar meningkatkan rasa aman bagi penghuninya.

Dan yang tak kalah penting adalah rumah berkelanjutan secara sosial harus memberikan fleksibilitas dan kenyamanan bagi orang-orang dari berbagai kemampuan dan pada tahap kehidupan yang berbeda.

"Rumah berkelanjutan itu 'kan tidak hanya hemat energi tapi juga sehat bagi lingkungan sekitar dan nyaman untuk kehidupan berkeluarga," jelas Mande.

2. Baik untuk lingkungan

Faktor lingkungan menjadi salah satu kunci penting agar sebuah hunian bisa disebut sebagai rumah berkelanjutan.

Mande mengatakan, rumah yang baik untuk lingkungan sebaiknya dirancang untuk mengurangi gas efek rumah kaca.

"Hubungan rumah itu nggak merusak lingkungan jadi kalau bisa manfaatkan kondisi di sekeliling. Kalau ada fasilitas kayu tidak terpakai, ya manfaatkan saja," imbuhnya.

Tidak hanya itu, ia juga menambahkan rumah berkelanjutan harus mampu menghemat air dan energi serta mengurangi limbah selama konstruksi dan masa pakai rumah.

3. Mempertimbangkan faktor ekonomi

Menciptakan rumah berkelanjutan tidak semata-mata berfokus pada desain, tata ruang, atau penggunaan energinya saja.

Rumah yang berkelanjutan juga harus diperhatikan dari faktor ekonominya sebab hal ini yang mempengaruhi hasil akhir hunian.

Mande menyampaikan, rumah yang berkelanjutan dirancang untuk menghemat uang selama masa konstruksi.

"Perencanaan yang cermat menghindari kebutuhan untuk renovasi besar di masa depan dan mengurangi biaya terkait penggunaan energi, air, dan pemeliharaan," katanya.

Tips merancang rumah berkelanjutan

Setelah mengetahui prinsip yang harus dipatuhi saat mendesain rumah yang berkelanjutan, Mande juga membeberkan sejumlah tips.

Tujuannya supaya calon penghuni rumah merasa nyaman dan cocok dengan desain arsitektur, interior, dan perabotan di dalam tempat tinggalnya.

1. Terbuka kepada arsitek

Mande menyarankan orang-orang yang ingin merancang rumah berkelanjutan untuk berbicara terbuka kepada arsitek.

Hal ini bisa menjadi cara agar perancang bangun rumah dapat memahami keinginan dan selera calon penghuninya.

Kemudian, arsitek juga dapat memahami hal-hal yang dikhawatirkan oleh calon penghuni rumah, misalnya soal kecocokan interior dengan perabotan rumah dan masalah biaya.

2. Atur budget

Lagi-lagi urusan uang "bermain" sebelum rumah berkelanjutan yang diimpikan dapat terwujud.

Mande menyarankan, orang-orang yang ingin membangun rumah untuk membagi budget-nya menjadi 3 bagian, yakni untuk arsitektur, interior, dan perabotan.

"Kalau lihat di Instagram gitu 'kan rumah orang lain bisa bagus-bagus ya karena budget-nya sudah disesuaikan," ujar Mande.

Ia mengingatkan calon penghuni rumah untuk memikirkan faktor ini secara baik-baik agar saat huniannya jadi, hasilnya akan sesuai dengan yang diinginkan.

"Dengan tahu (red: budget) arsitek bisa membantu mencoba menganggarkan dan membagi mana-mana aja biar semuanya maksimal," sambungnya.

3. Jangan memakai perabotan rumah lama

Banyak orang berpikiran memakai perabotan dari rumah lama di rumah yang baru bukanlah masalah. Toh, perabotan rumah tetap fungsional dan bisa menghemat budget.

Tapi Mande tidak menyarankan hal tersebut walau penghuni rumah ingin menghemat pengeluaran.

Alasannya, perabotan dari rumah lama mungkin tidak matching dengan gaya arsitektur dan interior di rumah yang baru.

Mande lebih menyarankan penghuni rumah untuk berani merogoh kocek lebih banyak demi kualitas perabotan yang lebih baik.

Tujuannya supaya perabotan rumah tetap awet dan menghindari kemungkinan gonta-ganti perabotan rumah di masa depan.

Tidak lupa, ia mengingatkan saat membeli perabotan yang baru maka pemilik rumah sebaiknya memilih warna-warna netral, seperti abu-abu atau putih.

"Jadi bisa cocok dengan berbagai warna tembok dan nuansa rumah," kata Mande.

"Sebaiknya juga paling enak pilih rumah bergaya modern karena pada prinsipnya rumah modern menghilangkan unsur-unsur hiasan atau sesuatu yang tidak dibutuhkan," pungkasnya.

Baca juga: Tips Memulai Gaya Hidup yang Lebih Berkelanjutan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com