Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/03/2022, 20:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, mendapatkan kualitas tidur yang baik di malam hari adalah suatu hal yang tidak mudah.

Artinya, tidak semua orang bisa memiliki jam tidur yang sehat dan optimal seperti yang selama ini direkomendasikan, yakni 7-8 jam setiap malam.

Menurut tinjauan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, tahun 2020, hampir 33 persen orang dewasa yang bekerja mengaku memiliki waktu tidur hanya enam jam atau kurang setiap malam.

Sementara itu, dalam jajak pendapat di AS tahun 2020 terhadap lebih dari 1.000 orang dewasa, National Sleep Foundation mengungkap, umumnya responden merasa mengantuk, rata-rata tiga hari seminggu.

Kondisi ini juga disebut sangat memengaruhi aktivitas, suasana hati, dan produktivitas mereka sehari-hari.

Baca juga: Mengenal Coronasomia, Susah Tidur Selama Pandemi

Oleh sebab itu, American Academy of Sleep Medicine (AASM) menyatakan, memiliki kualitas tidur yang baik itu penting bagi kesehatan.

Menurut AASM, tidak cukup tidur bisa meningkatkan risiko diabetes, penyakit kardiovaskular, dan kanker.

Kurang tidur pun terkait dengan penurunan fungsi kekebalan tubuh, disregulasi metabolik, maupun obesitas.

Jika kesimpulan itu tidak cukup membuat kita merasa cemas, para ahli pun memberi tahu bahwa semakin sering kita kurang tidur, maka semakin banyak kita menumpuk "sleep debt" atau utang tidur.

Mengenal utang tidur

Seorang profesor neurologi di School of Medicine Boston University, Dr Sanford Auerbach, mengatakan, kita membutuhkan jumlah tidur tertentu untuk berfungsi sebaik mungkin.

Ketika kita menguranginya, maka kita akan memeroleh utang tidur.

"Jadi, jika kita seharusnya tidur tujuh jam dan kita hanya tidur lima jam, itu bisa menyebabkan utang dua jam," kata Auerbach.

Baca juga: 6 Aroma Ini Bantu Atasi Susah Tidur di Malam Hari

"Ketika itu terjadi, kita tidak berfungsi dengan baik pada hari berikutnya dan itu terakumulasi dari waktu ke waktu, seperti halnya dampak negatif pada fungsi kognitif untuk melakukan tugas sehari-hari," sambung dia.

Di sisi lain, profesor neurologi di Johns Hopkins Medicine, Dr Rachel Salas, mengungkapkan bahwa utang tidur lebih kompleks daripada yang mungkin kita sadari selama ini.

"Kita mungkin memiliki jam tidur yang tepat, tetapi itu tidak berarti kita mendapatkan kualitas tidur yang kita butuhkan," ungkap dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com