Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/03/2022, 08:30 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perhelatan MotoGP Indonesia di Sirkuit Mandalika yang berlansung pada Minggu (20/3/2022), tampaknya menjadi pengalaman yang kurang mengenakkan bagi Marc Marquez.

Pasalnya, pebalap Repsol Honda itu sempat mengalami kecelakaan high side di Tikungan 7 Sirkuit Mandalika saat melakukan sesi warm up jelang balapan.

Akibat dari kecelakaan tersebut, tim medis MotoGP mengonfirmasi jika Marquez mengalami gegar otak dan beberapa trauma ringan.

Baca juga: Marc Marquez di Mandalika: Crash 4 Kali, lalu Diplopia Lagi...

Dia harus kembali ke Barcelona, Spanyol untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif.

Tak hanya itu, seperti yang diberitakan Kompas pada Selasa (22/3/2022), pihak Repsol Honda juga telah mengumumkan bahwa Marc Marquez didiagnosis mengalami penglihatan ganda atau diplopia.

Hal tersebut diketahui setelah Marquez mengalami ketidaknyamanan dengan penglihatannya setibanya dia di Barcelona.

Mengenal diplopia

Menurut Medical News Today, penglihatan ganda atau yang dikenal sebagai diplopia adalah masalah mata yang menyebabkan seseorang melihat dua bayangan terpisah dari objek yang sama.

Baca juga: Nasib Buruk Marc Marquez di MotoGP Mandalika: 4 Kali Jatuh Berujung Diplopia

Salah satu gambarnya lebih redup dan disebut "gambar hantu". Orang sering salah mengira diplopia sebagai penglihatan yang kabur.

Diplopia ini dapat memengaruhi satu atau kedua mata. Pada diplopia monokular, bayangan ganda tetap ada meskipun mata yang lain tertutup. Penyebabnya sering kali bukan masalah neurologis.

Sementara itu, seseorang dengan diplopia binokular melihat dua bayangan hanya ketika kedua matanya terbuka.

Kondisi yang lebih serius dapat menyebabkan diplopia horizontal, vertikal, atau keduanya (diagonal).

Penyebab diplopia monokular

Marc Marquez saat melaju di Sirkuit Mandalika (20/3/2022).BAY ISMOYO Marc Marquez saat melaju di Sirkuit Mandalika (20/3/2022).
Jika penglihatan ganda terjadi ketika satu mata tertutup tetapi yang lain tidak, maka ini disebut sebagai diplopia monokular.

Gangguan diplopia monokular kurang umum terjadi jika dibandingkan dengan diplopia binokular.

Kondisi berikut dapat menyebabkan diplopia monokular atau sebaliknya.

Baca juga: Gegar Otak, Cedera Traumatik yang Dialami Marc Marquez di Mandalika

• Astigmatisme: Kornea atau lapisan transparan di bagian depan mata berbentuk tidak beraturan.

Dengan astigmatisme, kornea memiliki dua lekukan di permukaan yang mirip dengan bola, bukannya bulat sempurna seperti bola basket.

• Mata kering: Mata tidak menghasilkan cukup air mata atau mengering terlalu cepat.

• Keratoconus: Ini adalah kondisi mata degeneratif yang menyebabkan kornea menjadi tipis dan berbentuk kerucut.

• Kelainan retina: Pada degenerasi makula, misalnya, pusat bidang penglihatan seseorang perlahan-lahan menghilang dan kadang-kadang terjadi pembengkakan yang dapat menyebabkan penglihatan ganda pada satu mata.

• Katarak: Katarak terkadang dapat menyebabkan penglihatan ganda pada satu mata.

Penyebab diplopia binokular

Penyebab umum dari diplopia binokular adalah juling atau strabismus. Kondisi ini terjadi ketika mata tidak sejajar dengan benar.

Strabismus relatif sering terjadi pada anak-anak. Namun, kondisi tersebut tidak selalu mengakibatkan penglihatan ganda.

Strabismus juga dapat menyebabkan mata melihat ke arah yang sedikit berbeda.

Adapun kondisi lain yang dapat menyebabkan diplopia binokular meliputi hal-hal sebagai berikut.

• Disfungsi tiroid: Kelenjar tiroid ada di leher dan menghasilkan hormon yang disebut tiroksin.

Perubahan fungsi tiroid dapat memengaruhi otot-otot eksternal yang mengontrol mata.

Ini termasuk oftalmopati Graves, di mana mata bisa tampak menonjol karena lemak dan jaringan menumpuk di belakang mata.

Baca juga: Apa Itu Diplopia, yang Dialami Pebalap MotoGP Marc Marquez?

• Stroke atau serangan iskemik transien: Pada stroke, darah gagal mencapai otak karena penyumbatan pada pembuluh darah.

Hal ini bisa memengaruhi pembuluh darah yang mensuplai otak atau saraf yang mengontrol otot mata dan menyebabkan penglihatan ganda.

• Aneurisma: Ini adalah tonjolan di pembuluh darah yang dapat menekan saraf otot mata.

• Insufisiensi konvergensi: Dalam kondisi ini, mata tidak bekerja sama dengan benar.

Penyebabnya belum diketahui, tetapi diduga karena kemampuan neuromuskular (kontrol saraf terhadap fungsi otot) menjadi tidak normal.

• Diabetes: Kondisi ini dapat memengaruhi pembuluh darah yang memasok retina di bagian belakang mata, serta mempengaruhi saraf yang mengontrol gerakan otot mata.

• Miastenia gravis: Kondisi ini dapat menyebabkan kelemahan pada otot, termasuk yang mengontrol mata.

• Tumor dan kanker otak: Tumor atau pertumbuhan di belakang mata dapat mengganggu pergerakan bebas atau merusak saraf optik.

• Multiple sclerosis (MS): MS memengaruhi sistem saraf pusat, termasuk saraf di mata.

• Mata hitam: Cedera dapat menyebabkan darah dan cairan terkumpul di sekitar mata. Ini dapat memberi tekanan pada mata itu sendiri atau otot dan saraf di sekitarnya.

Baca juga: 4 Kali Crash di MotoGP Mandalika, Marc Marquez Sudah Habis?

• Cedera kepala: Kerusakan fisik pada otak, saraf, otot, atau rongga mata dapat membatasi pergerakan mata dan ototnya.

 

Perawatan untuk diplopia monokular

Repsol Honda Team's Spanish rider Marc Marquez rides during the practice session for the Indonesian Grand Prix MotoGP race at the Mandalika International Circuit at Kuta Mandalika in Central Lombok on March 18, 2022. (Photo by SONNY TUMBELAKA / AFP)SONNY TUMBELAKA Repsol Honda Team's Spanish rider Marc Marquez rides during the practice session for the Indonesian Grand Prix MotoGP race at the Mandalika International Circuit at Kuta Mandalika in Central Lombok on March 18, 2022. (Photo by SONNY TUMBELAKA / AFP)
Perawatan bervariasi tergantung pada apa yang menyebabkan diplopia monokular.

• Astigmatisme: Kacamata korektif atau lensa kontak sering kali dapat melawan kelengkungan dan memperbaiki jalannya cahaya yang masuk ke mata.

• Operasi laser: Perawatan ini melibatkan pembentukan kembali kornea dengan laser.

• Katarak: Pembedahan biasanya merupakan pilihan terbaik. Prosedur bedah menghilangkan pengaburan dan penyebab penglihatan ganda.

Komplikasi termasuk infeksi, nyeri, dan penyebab diplopia monokular bisa segera diatasi dengan pengobatan tertentu.

• Mata kering: Jika mata tidak menghasilkan cukup air mata atau mengering terlalu cepat, mata bisa meradang dan sakit. Hal ini dapat mengakibatkan penglihatan ganda.

Sering kali, resep tetes mata pengganti air mata akan meredakan gejala.

Perawatan untuk diplopia binokular

Tergantung pada penyebabnya, perawatan untuk diplopia binokular juga bervariasi yang meliputi:

Baca juga: Crash di MotoGP Mandalika, Marc Marquez Kembali Derita Diplopia

• Pemakaian kacamata

• Latihan mata

• Memakai lensa kontak buram

• Memakai penutup mata

• Operasi pada otot-otot mata untuk memperbaiki posisinya

Pada jenis diplopia tertentu, toksin botulinum (Botox) dapat disuntikkan ke otot mata, sehingga otot mata tetap rileks.

Namun, orang harus tetap berhati-hati terhadap pengobatan Botox secara umum karena ada kontraindikasi tertentu.

Dalam sebuah studi tahun 2019, kontraindikasi ini dapat menyebabkan gangguan neuromuskular seperti myasthenia gravis dan amyotrophic lateral sclerosis.

Di samping itu, lensa prisma yang dimasukkan ke dalam kacamata juga dapat membantu menyelaraskan kembali gambar dari setiap mata.

Lensa prisma dapat ditempelkan (sementara) atau pun secara permanen ke dalam lensa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com