Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahui Cara Membangun Kolaborasi yang Sukses dalam Berbisnis

Kompas.com - 23/03/2022, 15:37 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beragam cara bisa dilakukan untuk meningkatkan angka penjualan produk, pangsa pasar, maupun awareness dari suatu brand.

Salah satunya bisa dilakukan dengan menggandeng brand lain -baik dari industri yang sama atau berbeda- untuk berkolaborasi.

Akan tetapi, bekerja sama atau menjajaki pembicaraan dengan brand lain bukanlah hal yang sederhana.

Alasannya adalah sebelum kolaborasi terjalin diperlukan ide yang anti-mainstream alias unik dan bisa meyakinkan brand yang sedang di-approach.

Tips menjalin kolaborasi

Para pelaku usaha yang memiliki bisnis besar atau kecil kerap khawatir kolaborasi tidak akan sukses, bahkan takut mendapat penolakan dari brand lain.

Agar hal tersebut tidak terjadi, mereka disarankan untuk mengendalikan ekspektasinya dan membuat perencanaan dan kalkulasi secara matang.

Hal itu dijelaskan oleh Brand Enthusiast and Founder dan CEO Haloka Group, Stephanie Regina, dalam "ShopeePay Talk: Kolaborasi Hasilkan Kreasi" yang digelar secara virtual, Rabu (23/3/2022).

"Penting untuk menyusun ekspektasi yang jelas dan kalau bisa dalam bentuk angka. Key Performance Indicator (KPI) harus ada, mau engagement-nya berapa, dan tanggung jawab masing-masing brand bagaimana," katanya.

Tujuannya, saat menjajaki pembicaraan atau pitching, pemilik brand dapat menjelaskan secara gamblang keinginan dan keuntungan yang bisa didapat jika kolaborasi dilakukan.

Sementara itu, Co-Founder Kopi Soe Sylvia dan CEO & Co-Founder of Dear Me Beauty Nikita Wiradiputri juga memiliki sejumlah cara agar kolaborasi antar-brand berjalan sukses.

Dalam acara yang sama, keduanya membagikan cara membangun kolabolasi yang bisa dipelajar pelaku usaha lainnya.

1. Memahami brand purpose

Berkolaborasi bukan berarti harus meleburkan brand yang dimiliki agar sama dengan brand lain atau sebaliknya.

Justru dengan kolaborasi seharusnya dapat memberkuat awareness dari masing-masing brand terhadap tujuannya.

"Misalnya saja Kopi Soe, kami paham brand kami itu marketnya mostly perempuan dan aku sebagai penikmat kopi dan pemerhati brand pengen sesuatu yang berbeda," kata Sylvia.

Dengan memahami purpose dari brand sendiri, Sylvia mengatakan pelaku usaha bisa menentukan tujuan kolaborasi akan dibawa ke mana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com