Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Integritas Emosional Penting dalam Percintaan, Apa Maksudnya?

Kompas.com - 28/03/2022, 18:00 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Komunikasi kerap disebut-sebut sebagai hal terpenting dalam hubungan yang sehat.

Namun, rupanya masih ada hal lain yang penting untuk membangun hubungan sehat, yaitu integritas emosional.

Integritas emosional dapat diartikan sebagai saat di mana seseorang jujur pada diri sendiri tentang perasaannya, dan bisa membagikannya kepada orang lain.

Jika tidak memilikinya, hubungan pun tak akan berjalan dengan ideal.

“Karena komunikasi yang terbuka, jujur, dan disengaja adalah bagian penting dalam menjaga hubungan yang sehat."

"Seseorang yang tidak memiliki integritas emosional mungkin sulit membangunnya.”

Demikian kata psikolog Paulette Sherman, penulis Dating From the Inside Out dan pembawa acara podcast The Love Psychologist.

Baca juga: 3 Masalah Umum dalam Hubungan Percintaan dan Solusinya

“Sulit untuk menjadi intim dengan seseorang yang tidak mau berbagi atau bahkan mengakui perasaan dia yang sebenarnya,” tambah dia.

Menurut dia, orang-orang dengan integritas emosional yang rendah mungkin sering berkata, 'saya tidak tahu', ketika kita bertanya tentang apa yang dirasakan atau diinginkan.

Hal ini akan mempersulit terbentuknya hubungan sebagai pasangan.

Sherman pun mengatakan, ketika seseorang mengatakan tidak tahu apa yang ia rasakan, tetapi tahu itu tidak baik, mungkin ia kurang jujur.

Pada akhirnya, kita menjadi sulit mempercayai pasangan.

Penyebab kurangnya integgritas sosial ini bisa beraneka ragam. Salah satunya, tak dapat menyadari perasaan sendiri karena perasaannya tidak diakui di masa kanak-kanak.

“Oleh karena itu, ia tidak pernah belajar untuk mengidentifikasi atau mengekspresikannya dengan aman.”

Baca juga: 3 Hambatan dari Hubungan Percintaan Introvert-Ekstrovert

Demikian penjelasan dari terapis keluarga dan pernikahan berlisensi, Karla Zambrano-Morrison.

Untuk itu, demi memiliki hubungan yang lebih baik, maka kita bisa melakukan beberapa tips berikut ini:

Berbicara dengan ahli profesional

Jika memilih untuk menemui terapis, Dr. Sherman mengatakan, kita harus fokus pada “pemahaman perasaan dan keinginan kita” untuk mendapatkan manfaat penuh.

Seorang terapis juga dapat menunjukkan kapan kita malah menutup diri, bukan berkomunikasi dengan benar.

Kesadaran diri itu dapat meningkatkan tingkat integritas emosional dan dapat membantu kita mulai mengidentifikasi dan mengekspresikan emosi negatif secara langsung dalam hubungan.

Gunakan bagan perasaan

Jika terapi dirasa kurang cocok, kita bisa mencoba mengidentifikasi perasaan lalu membagikannya kepada orang lain.

“Coba gunakan bagan perasaan untuk membantu,” kata Zambrano-Morrison.

"Kita akan terkejut betapa banyak perasaan yang ada selain bahagia, sedih, dan marah,” tambah dia.

Ketika menyadari apa yang harus disebut perasaan, akan lebih mudah untuk mengidentifikasinya di dalam diri sendiri.

Baca juga: 6 Tips Kejar Kebahagiaan dalam Percintaan

Setelah itu, Zambrano-Morrison mengatakan kita harus memberi diri waktu untuk benar-benar merasakan perasaan itu, meski tidak nyaman dan menyakitkan.

“Perlahan-lahan, akan lebih mudah untuk melewati perasaan menyakitkan begitu kita menghadapinya,” ujar dia.

Mencoba berkomunikasi soal berbagai varian perasaan

Meski penting untuk mengatakan pada pasangan bahwa kita gembira, penting pula untuk berbagi tentang perasaan buruk.

Intinya, kita harus tetap jujur, bahkan ketika kita harus terlibat dalam percakapan yang sulit.

Penting juga untuk tidak berbohong atau terlibat dalam perilaku yang bertentangan.

Sebab, melakukan sesuatu ketika kita mengatakan hal yang bertentangan dapat membingungkan pasangan.

Identifikasi bagaimana reaksi dalam suatu konflik

Melihat gaya bertahan atau melindungi diri juga dapat membantu dalam meningkatkan kedewasaan emosional.

Baca juga: Kehidupan Percintaan Para Jomblo di Tahun 2022 Sesuai Zodiak

Misalnya, jika seseorang pasif-agresif, ia mungkin akan berpura-pura tidak marah, namun secara tidak sadar melakukan hal-hal yang membuat pasangannya kesal.

Akibatnya, pasangannya malah melampiaskan kemarahannya.

Setelah tahu bagaimana diri bereaksi ketika tidak merasa baik, Dr. Sherman menyarankan untuk berbicara dengan pasangan tentang apa yang ia alami saat kita lepas kendali.

“Kemudian, kita dapat mengidentifikasi beberapa tujuan dan jurnal tentang kemajuan diri uguna membuat kita semakin memahaminya."

"Kita juga dapat mencoba mengambil lebih banyak risiko emosional dengan pasangan dan melihat bagaimana kelanjutannya,” ujar dia.

Misalnya, kita bisa berbicara dengan pasangan tentang bagaimana perasaan kita dalam hal pekerjaan, keluarga, atau hubungan itu sendiri.

Intinya, selama kita dapat mengidentifikasi apa yang dirasakan dan mengatakannya secara terbuka, integritas emosional pun bisa meningkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com