Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/03/2022, 16:29 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

 

2. Dapat menyebabkan dehidrasi berat

Karena kedua zat tersebut menyebabkan dehidrasi, menggabungkan kafein dan alkohol dapat menyebabkan dehidrasi ganda.

"Bahkan keduanya cenderung menyebabkan dehidrasi yang berlebihan," kata kepala divisi pengobatan remaja dan dewasa muda di Rumah Sakit MassGeneral, Dr Scott Hadland.

"Penting juga untuk diketahui, ketika seseorang minum banyak cairan saat mengonsumsi alkohol, maka cairan itu dengan cepat dikeluarkan melalui urin, jadi dehidrasi tetap menjadi risiko," sambung dia.

Ini tidak hanya berarti lebih banyak perjalanan ke kamar mandi untuk peminum, tetapi itu berarti hati dan ginjal mereka bekerja lebih keras.

"Kombinasi kafein dan alkohol juga dapat menyebabkan feses menjadi encer. Ini akan menyebabkan kita kehilangan lebih banyak cairan melalui usus, yang selanjutnya memperburuk dehidrasi," tambah Hadland.

Baca juga: Langkah Mudah Berhenti Vaping serta Kurangi Alkohol dan Kafein

3. Memengaruhi kesehatan usus

Ahli kesehatan Dr Kylene Bogden mengatakan, status usus dasar kita tentu saja akan membuat perbedaan besar dalam situasi apa pun.

Tetapi, secara umum, kafein dan alkohol hampir tidak memberikan manfaat apa pun bagi bakteri usus kita dan pada kenyataannya itu dapat mengobarkan lapisan usus.

"Meskipun menyenangkan, alkohol memang memiliki efek negatif pada kesehatan, terutama untuk perut dan kerongkongan," ujar seorang internis dan gastroenterolog yang berbasis di New York, Dr Niket Sonpal.

Selain itu, alkohol dalam jumlah besar juga dapat menyebabkan gastritis atau bentuk peradangan lambung.

Ini dapat menyebabkan maag, asam lambung, dan terkadang kerusakan esofagus jangka panjang.

"Begitu alkohol meninggalkan perut dan dimetabolisme, itu mengenai usus kecil," kata Dr Sonpal.

Baca juga: Apakah Kafein Benar-benar Bermanfaat bagi Kulit?

Dia juga mencatat, alkohol dapat merusak lapisan perut yang dikenal sebagai vili, sehingga membuat kita lebih sulit untuk menyerap nutrisi penting sekaligus membunuh bakteri usus baik dan jahat.

"Bakteri jahat cenderung tumbuh lebih banyak, jadi kita akhirnya mendapatkan ketidakcocokan mikrobioma," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com