Menetapkan batasan dan konsisten adalah kunci disiplin yang baik.
Lalu, kita juga perlu baik dan tegas saat menegakkan aturan tersebut dan fokus pada alasan di balik perilaku anak.
Baca juga: Perhatikan Cara Mendidik, Anak Akan Ikuti Perilaku Orangtua
Biarkan anak tahu kalau kita selalu ada untuknya dengan cara selalu responsif terhadap sinyal yang diberikan anak dan selalu menerima anak serta mendukung anak.
Anak yang dibesarkan oleh orangtua yang responsif biasanya memiliki perkembangan regulasi emosi, perkembangan keterampilan sosial, dan hasil kesehatan mental yang lebih baik.
Selain membuat hubungan ibu dan anak makin dekat, komunikasi juga dapat membantu anak mengintegrasikan berbagai bagian otaknya.
Ketika bagian-bagian otak yang berbeda diintegrasikan, bagian-bagian itu dapat berfungsi secara harmonis.
Artinya, anak tidak akan mudah marah, lebih kooperatif, lebih berempati, dan memiliki kesejahteraan mental yang lebih baik.
Untuk melakukan itu, bicarakan pengalaman yang menggangg anak dan minta ia untuk menggambarkan apa yang terjadi dan bagaimana perasaannya.
Untuk menanggapinya, tidak perlu memberikan solusi, kita hanya perlu mendengarkan anak berbicara atau mengajukan pertanyaan klarifikasi guna membantu anak memahami pengalaman dan mengintegrasikan ingatannya.
Coba ingat apa yang terjadi pada masa kecil kita dan perhatikan apa saja yang ingin kita ubah darinya dan pikirkan cara untuk mengubahnya.
Lalu, jika suatu saat kita tak sengaja berlaku keliru seperti yang pernah dilakukan orangtua kita dulu, cobalah untuk berhati-hati dan ubah perilaku perlahan.
Baca juga: 15 Cara Mendidik Anak agar Menjadi Pria Sejati
Terkadang, orangtua benar-benar menomorduakan kesehatan fisik atau hubungannya setelah anak lahir.
Padahal, jika dibiarkan, hal ini akan membawa masalah di kemudian hari, seoerti stres yang berujung pada pertengkaran.
Untuk itu, kita perlu meluangkan waktu untuk memperkuat hubungan dengan pasangan, me-time, serta self care (merawat diri).
Perlu diingat, cara orangtua merawat dirinya sendiri akan berpengaruh pada pola asuhnya. Tidak mau kan anak menjadi korban?