KOMPAS.com - Tak seperti orang dewasa yang bisa mengatakan emosinya, menangis adalah satu-satunya cara berkomunikasi bagi bayi.
Karena itu, tak mengherankan bila bayi akan menangis dan rewel saat merasa ada yang salah atau tidak nyaman dengan tubuhnya.
“Normalnya, si kecil menangis ketika mereka lapar, lelah, tidak nyaman, atau sakit. Terkadang mereka menangis karena butuh perhatian dan kasih sayang dari ibunya,” ujar dr. Yudhi Gejali, dokter sekaligus penekun akupunktur pediatrik dalam virtual launching My Baby Minyak Telon Plus Lavender pada Kamis (31/3/2022).
“Balita atau anak yang lebih besar mungkin juga menangis karena frustrasi, sedih, atau marah,” tambahnya.
Yudhi juga mengatakan bahwa penting bagi orangtua untuk menanggapi tangisan bayi di awal kehidupannya.
Sebab, menanggapinya penting bagi kesejahteraan, pembentukan sistem saraf yang sehat, dan pertumbuhan anak.
Pasalnya, jika anak dibiarkan menangis, dapat memungkinkan terjadinya perubahan fisiologis pada tubuhnya, seperti meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan sel darah putih; menurunnya kadar oksigen, habisnya cadangan energi, dan dapat mengaktifkan respon stres dengan peningkatan kadar kortisol.
Baca juga: 10 Cara Menenangkan Bayi Menangis
“Bahkan apabila si kecil menangis berkepanjangan, dapat menyebabkan aerophagia atau menelan udara yang dapat menyebabkan rasa sakit dan masalah dengan pencernaan."
"Jadi, pendapat kalau bayi menangis jangan langsung ditenangkan dan digendong karena takut jadi manja ketika besar itu salah," katanya.
Selain itu, menanggapi dan menenangkan tangisan anak yang rewel, rupanya tak bisa sembarangan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.