Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rutin Makan Alpukat Kurangi Risiko Serangan Jantung

Kompas.com - 01/04/2022, 16:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Alpukat dikenal sebagai buah yang memiliki beragam manfaat bagi kesehatan karena mengandung lemak yang baik, terutama bagi jantung.

Bahkan, sebuah studi menemukan, makan alpukat dapat mengurangi risiko serangan jantung pada pria dan wanita, termasuk ketika dimakan sebagai pengganti mentega, keju atau daging olahan.

Menurut studi yang diterbitkan di Journal of American Heart Association (AHA), makan setidaknya dua porsi alpukat seminggu mampu mengurangi risiko terkena serangan jantung sebesar 21 persen.

Persentase itu muncul saat dibandingkan dengan upaya menghindari atau jarang makan alpukat.

Baca juga: Simak Cara Menyimpan Alpukat agar Tetap Segar dan Bertahan Lama

Namun demikian, tidak ada manfaat yang setara dalam mengurangi risiko stroke.

"Satu porsi atau cangkir alpukat itu didefenisikan dengan beratnya kira-kira 80 gram."

Demikian kata penulis studi yang merupakan seorang peneliti postdoctoral di Departemen Nutrisi di Harvard T.H. Chan School of Public Health di Boston, AS, Lorena Pacheco.

Sementara itu, Ketua Dewan Epidemiologi dan Pencegahan AHA, Cheryl Anderson, mengungkapkan, penelitian ini membuktikan bahwa alpukat memiliki kemungkinan manfaat kesehatan.

"Kita sangat membutuhkan strategi untuk meningkatkan asupan makanan sehat yang direkomendasikan AHA - seperti diet Mediterania - yang kaya akan sayuran dan buah-buahan," ungkap dia.

Baca juga: Cara Bikin Masker Madu Alpukat untuk Cerahkan Kulit Wajah

Penelitian jangka panjang

Ilustrasi alpukat mentega. SHUTTERSTOCK/UTIK MARGARINI Ilustrasi alpukat mentega.
Penelitian ini mengikuti lebih dari 68.000 wanita dan 41.000 pria yang terdaftar dalam dua studi pemerintah jangka panjang tentang faktor risiko penyakit kronis.

Semua peserta bebas dari kanker, penyakit jantung koroner, dan stroke pada awal penelitian untuk menyelesaikan kuesioner diet setiap empat tahun selama periode 30 tahun.

Selain melihat dampak keseluruhan dari makan alpukat, peneliti juga melakukan pemodelan statistik.

Dari sana ditemukan, mengonsumsi setengah porsi alpukat (¼ cangkir) sehari — dibandingkan telur, yogurt, keju, margarin, mentega atau daging olahan — dapat menurunkan risiko serangan jantung sebesar 16-22 persen.

"Manfaat penuh dari konsumsi alpukat rutin yang diamati di sini berasal dari mengganti alpukat ke dalam makanan dan mengurangi makanan sehat," kata seorang spesialis dalam pengobatan dan nutrisi, Dr David Katz.

Namun, studi ini tidak menemukan perbedaan dalam pengurangan risiko ketika setengah porsi alpukat diganti dengan porsi setara kacang, zaitun, dan minyak nabati lainnya.

Baca juga: Bolehkah Kucing Makan Alpukat?

Itu masuk akal, ungkap Dr Katz, karena manfaat kesehatannya tergantung pada makanan apa yang diganti.

"Jika, misalnya, pertukaran umum antara alpukat dan kenari atau almond, efek kesehatan kemungkinan akan diabaikan karena makanan memiliki sifat nutrisi yang sama dan efek kesehatan yang diharapkan," ungkap dia.

"Tetapi, jika alpukat digantikan dengan mentega, margarin, atau daging olahan, maka perbedaan nutrisinya cukup besar dan diperkirakan akan mengubah hasil kesehatan," tambah dia.

Meskipun alpukat adalah sumber yang sangat kaya akan lemak tak jenuh tunggal, lemak tak jenuh ganda dan serat, buah ini bisa memiliki harga yang mahal dan karena itu tidak mudah dijangkau oleh semua orang.

Ada pun pengganti serupa bisa didapatkan melalui kacang kenari, almond, buah zaitun, minyak zaitun, serta berbagai biji-bijian seperti biji labu dan biji rami.

"Makanan lain yang memiliki manfaat kesehatan yang sama seperti kacang-kacangan, buncis, dan lentil, serta biji-bijian seperti quinoa," ujar Dr Katz.

Baca juga: 4 Manfaat Superfood Alpukat, Sudahkah Kamu Tahu?

Mencegah penyakit jantung

Ilustrasi alpukat, buah alpukat. FREEPIK/JCOMP Ilustrasi alpukat, buah alpukat.
Mencegah penyakit jantung berarti menjaga berat badan, tekanan darah, dan kolesterol terkendali.

Selain itu, menurut National Library of Medicine, mencegah penyakit jantung juga bisa dilakukan dengan mendapatkan tidur yang berkualitas, olahraga teratur, mengelola stres, membatasi alkohol dan menghindari penggunaan tembakau, serta mengonsumsi makanan yang sehat.

AHA mengatakan, tubuh membutuhkan lemak untuk meningkatkan energi, melindungi organ, memproduksi hormon dan membantu penyerapan nutrisi.

Namun, lemak seperti lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda adalah pilihan yang menyehatkan jantung.

Sedangkan lemak jenuh dan lemak trans adalah kolesterol jahat yang dapat meningkatkan kadar LDL.

Baca juga: Manfaat Alpukat untuk Kesehatan dan Kecantikan Kulit, Sudah Tahu?

Ada pun lemak jenuh biasanya dapat kita temukan di dalam produk susu penuh lemak, telur, kelapa dan minyak kelapa sawit, serta potongan lemak daging sapi atau kulit unggas.

Lalu, lemak trans dibuat secara artifisial, atau juga disebut sebagai minyak terhidrogenasi parsial, yang dapat meningkatkan kolesterol LDL jahat dan menurunkan kolesterol HDL baik,

Menurut AHA, lemak ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2, yang sering kali bisa kita temukan dalam makanan yang digoreng seperti donat dan makanan yang dipanggang, termasuk kue kering, biskuit, atau pizza. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com