Jika anak sudah memahami arti dan manfaat puasa namun belum mampu melakukannya, tak perlu dipaksa.
Orangtua bisa mulai melibatkan anak dalam kegiatan puasa lain, seperti ikut minum atau makan sahur, kemudian boleh tidur lagi setelahnya.
Aryono mengatakan, cara lainnya adalah dengan memundurkan waktu sarapan.
Misalnya, jika di waktu sekolah anak terbiasa makan pukul 06.00, orangtua bisa memundurkan jam makannya menjadi pukul 07.00.
Waktunya bisa terus mundur hingga berada di antara waktu sarapan dan makan siang.
Baca juga: Trik Pertama Kali Kenalkan Konsep Puasa di Bulan Ramadhan ke Anak
Aryoni juga berpendapat anak yang sedang belajar berpuasa tidak harus puasa penuh waktu jika tubuhnya belum mampu.
Misalnya, pada hari pertama anak belajar tiga jam berpuasa, hari kedua empat jam, dan terus menambah durasinya di hari-hari berikutnya.
Sebelum mengajak anak berpuasa, sebaiknya orangtua memperhatikan beberapa hal, yan utama, soal kondisi kesehatan anak.
Sebab, pendekatan soal puasa terhadap anak dengan riwayat penyakit tertentu dengan anak lainnya mungkin akan berbeda.
Penting pula untuk mengenali perilaku makan anak ketika ingin mengajarinya ibadah di Bulan Ramadhan ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.