KOMPAS.com - Melakukan aktivitas fisik seperti olahraga di bulan puasa dapat meningkatkan kebugaran tubuh.
Intensitas olahraga yang dianjurkan tergantung dengan kebiasaan olahraga yang biasa diterapkan sebelum Ramadhan.
Apabila sebelum Ramadhan jarang berolahraga atau kurang aktif secara fisik, aktivitas latihan dapat dimulai dengan intensitas ringan.
Misalnya lebih sering jalan kaki daripada berkendara hingga memilih naik tangga daripada naik lift untuk menuju lokasi yang tidak terlalu jauh.
Sejumlah aktivitas seperti beberes rumah juga dapat membuat fisik lebih banyak bergerak.
Baca juga: 5 Jenis Olahraga yang Pas di Usia 30-an Tahun
Setelah menyesuaikan diri, kita dapat melanjutkan ke tingkat aktivitas fisik dengan sejumlah olahraga yang aman saat berpuasa.
Mulai dari yoga, pilates, jalan santai, bersepeda hingga jogging dapat dilakukan.
Jenis olahraga tersebut jika dilakukan dalam intensitas ringan tidak memakan banyak energi dan tidak memicu dehidrasi.
Perlu diingat, tujuan dari olahraga ini untuk pemeliharaan kebugaran tubuh, sehingga tidak perlu dipaksakan intensitasnya.
Waktu terbaik untuk olahraga juga penting untuk dipertimbangkan agar ibadah puasa berjalan lancar.
Melansir Health X Change, ada tiga waktu terbaik untuk olahraga selama Ramadhan, seperti dikatakan Dr Fadzil Hamzah, dari Department of Sport and Exercise Medicine di Changi General Hospital (CGH), Singapura.
Baca juga: 5 Olahraga Ini Cocok Dilakukan Saat Puasa, Mulai Yoga Sampai Jogging
Keuntungan olahraga setelah sahur adalah kita memiliki lebih banyak energi dan bersemangat. Udara di pagi hari juga lebih segar dan menyehatkan jika dilakukan sembari olahraga.
Namun kerugian olahraga di waktu ini memungkinkan kita mengalami dehidrasi lebih cepat, padahal kita harus menahan lapar dan haus selama beberapa jam ke depan.
Di waktu ini, kita memiliki banyak kesempatan untuk minum dan makan setelah menghabiskan energi saat olahraga di sore hari.
Olahraga di sore hari lebih baik dilakukan dengan santai sembari menunggu waktu berbuka puasa.