KOMPAS.com - Berhenti bergibah sering kali menjadi tantangan paling berat saat berpuasa pada bulan Ramadhan.
Dibandingkan tidak makan dan minum, larangan untuk bergosip kadangkala tidak terelakkan.
Membicarakan orang lain memang seakan sudah menjadi suatu perilaku "wajib" ketika bersosialisasi.
Padahal, ini bisa menjadi kesalahan besar dan merusak ibadah yang susah payah kita lakukan selama bulan Ramadhan.
Di sisi lain, rasanya mustahil berhenti bergosip dan berbagai kabar terbaru yang menarik dengan sahabat dan kolega selama berpuasa.
Baca juga: Heboh Ada Forum Gosip, Mengapa Warganet Senang Bergosip?
Frank T. McAndrew, Ph.D., Profesor Psikologi Cornelia H. Dudley di Knox College di Galesburg, Illinois, mengatakan, semua orang bergosip dan tidak semuanya negatif.
"Bergibah adalah keterampilan sosial,” katanya, dikutip dari NBC News.
Menurutnya, seseorang disebut penggibah yang baik jika menggunakan informasi yang didapatnya dengan cara bertanggung jawab.
Contohnya, menyampaikan soal perilaku rekan kerja yang merugikan kepada anggota tim yang lain atau perselingkuhan yang dilakukan pasangan teman kita sebagai suatu peringatan.
"Kuncinya adalah Anda berbagi informasi dengan cara yang tepat yang membantu orang lain," katanya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.