KOMPAS.com - Hari-hari seseorang mungkin tak akan selalu berjalan mulus. Ada kalanya kita ada dalam kondisi sangat buruk dan merasa tak bahagia.
Kendati demikian, rupanya ada beberapa cara yang dapat membuat "hari buruk" berubah, menjadi lebih membahagiakan.
Menetapkan standar yang tinggi dan tujuan yang solid memang memiliki manfaat.
Namun, tekanan untuk menjadi sempurna dapat membuat kita mengalami burnout, merasa tak berharga, dan penuh penyesalan.
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Research in Personality juga telah mengidentifikasi tiga bentuk perfeksionisme yang perlu diwaspadai, yaitu:
Baca juga: 4 Alasan Mengapa Seseorang Tidak Bahagia
- Self-oriented perfectionism atau kecenderungan untuk menuntut kesempurnaan diri kita sendiri.
- Other-oriented perfectionism atau kecenderungan untuk menuntut kesempurnaan dari orang lain.
- Socially prescribed perfectionism atau kecenderungan untuk percaya bahwa orang lain menuntut kita untuk menjadi sempurna.
Dibanding berusaha menjadi sempurna, sebenarnya ada cara lain meraih suatu tujuan tanpa berusaha menjadi sempurna.
Berhenti menjadi perfeksionis akan meringankan beban mental, dan akan membuat kita bisa menghargai kesenangan yang sederhana, bukan dengan tekanan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.