KOMPAS.com - Sejumlah gangguan kesehatan mungkin dialami seseorang di fase awal saat menjalani ibadah puasa.
Salah satu yang sering dikeluhkan adalah sakit kepala.
Dalam kondisi tubuh yang sehat atau tidak ada riwayat penyakit tertentu, kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan sebab dapat dikatakan normal.
Tubuh seseorang sedang dalam fase beradaptasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan pola makan yang dijalani selama Ramadhan.
Baca juga: Sakit Kepala saat Puasa, Ini Cara Mengatasi Tanpa Harus Batal
Sakit kepala akibat perubahan pola makan di minggu pertama Ramadhan mungkin dapat berlangsung selama beberapa hari.
Sakit kepalanya biasa dirasakan pada kepala bagian depan hingga berangsur ke sisi kiri dan kanan.
Gejala sakit kepala yang dirasakan saat berpuasa sering disebut dengan istilah hunger headache.
Kondisi itu bisa dialami karena tubuh memberikan sinyal untuk mengonsumsi lebih banyak kalori hingga kekurangan cairan tubuh.
Beberapa faktor lain seperti gula darah rendah, kurang tidur, ketegangan otot hingga stres juga menjadi penyebab sakit kepala.
Namun, kondisi ini akan hilang dengan sendirinya jika tubuh mulai terbiasa dengan siklus pola hidup selama Ramadhan.
Biasanya, sakit kepala akan hilang 30 menit setelah makan atau minum. Namun, adakah cara yang tepat mencegah dan mengatasinya agar tidak membatalkan puasa?
Baca juga: Kadar Kolesterol Tinggi Tak Picu Sakit Kepala, Lalu?
Mengutip Mayo Clinic, agar kondisi tersebut tidak mengganggu ibadah puasa, kita perlu menerapkan pola hidup yang tepat untuk mencegah dan mengatasinya.
Sakit kepala saat puasa bisa dicegah dengan pemilihan makanan sehat dengan nutrisi seimbang yang dikonsumsi saat sahur dan berbuka puasa.
Misalnya dengan menghindari makan berlebihan, kurangi asupan gula berlebih pula saat berbuka puasa dan perbanyak konsumsi sayur dan buah.
Mengurangi makanan kemasan atau junk food juga dapat membantu, karena kadar natrium pada makanan tersebut bisa memicu tubuh mengalami dehidrasi.