Dr. Bea merekomendasikan kita untuk menjauhi tempat yang bisa menjadi tempat bersosialisasi, seperti ruang TV.
Sebab, kita perlu memisahkan antara “hidup” dan “bekerja” kan?
Namun jika memiliki ruang terbatas, cobalah untuk mengubah sedikit area itu saat hari kerja telah usai, sehingga siap untuk digunakan sebagai tempat bersantai kembali,
Lalu, hindari kamar sebagai tempat kerja sebisa mungkin.
“Sangat mudah untuk mulai berpikir kalau kamar adalah tempat kita bekerja, bukan untuk tidur,” jelas Dr. Bea.
Hal itu akan membuat kita sulit tidur nyenyak.
Berusahalah untuk “tak sempurna”
Jika kita tak bisa menyelesaikan segalanya di penghujung hari, jangan khawatir. Kita bisa belajar membiarkan sesuatu tetap tak selesai.
Ia membandingkannya dengan membersihkan rumah.
KIta bisa berusaha sekuat tenaga membersihkannya, namun kita pasti menyisakan beberapa spot. Namun, kita tetap puas kan?
Nah, kita bisa menggunakan pendekatan yang sama dengan pekerjaan kita.
“Otak kita sangat menyukai perasaan bahwa segala sesuatunya benar atau lengkap. Untuk itu, kita harus berlatih membiarkan segala sesuatunya terasa sedikit tidak lengkap,” ujar Dr. Bea.
“Kita selalu bisa melakukannya lagi nanti, keesokan harinya atau kapan pun sesuai jadwal,” tambahnya.
Menjauh dari komputer setelah puas
Ketika telah puas dengan jam kerja, menjauhlah dari komputer dan lakukan sesuatu yang benar-benar kita nikmati.