KOMPAS.com - Kerontokan rambut adalah masalah yang wajar. Rata-rata, seseorang akan kehilangan sekitar 80 helai rambut per hari.
Namun apabila rambut rontok dalam jumlah yang terlalu banyak dan tidak wajar, penting untuk mengetahui berbagai faktor pemicunya.
Menurut ahli kerontokan rambut Anabel Kingsley, kerontokan rambut merupakan masalah yang umum pada wanita.
"Studi menunjukkan, setidaknya satu dari tiga wanita akan mengalami kerontokan rambut atau volume rambut berkurang di beberapa tahapan dalam hidup," kata dia.
Baca juga: Ini Kaitan Vitamin D dan Kerontokan Rambut
Bisa jadi, ada faktor genetik alias bawaan yang membuat rambut cenderung menipis.
Jika demikian, akan terjadi penurunan volume rambut secara bertahap dan progresif.
"Folikel rambut tertentu sensitif terhadap hormon pria, dan sensitivitas ini menyebabkan folikel menyusut bertahap dan menghasilkan rambut yang sedikit lebih halus dan lebih pendek," ungkap Kingsley.
"Kerontokan rambut harian yang berlebihan (dikenal sebagai telogen effluvium) tidak tergantung dari kecenderungan genetik."
Baca juga: Depresi Memicu Kerontokan Rambut, Benarkah?
"Itu terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan atau gangguan internal, seperti kekurangan nutrisi, stres berat, diet ketat atau penyakit," imbuh dia.
Kingsley bersama pendiri Get Ahead of Hair Loss, Dr Sharon Wong menjelaskan delapan pemicu utama kerontokan rambut.
Ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan banyak gangguan kesehatan dan kecantikan, mulai dari jerawat hingga penambahan berat badan.
Jika hormon terganggu, maka hal itu akan berdampak ke seluruh tubuh, termasuk rambut.
"Hormon berperan besar dalam mengatur siklus pertumbuhan rambut," ujar Kingsley.
"Hormon estrogen pada wanita membantu menjaga rambut dalam fase pertumbuhan untuk jangka waktu yang optimal."
Baca juga: Depresi Memicu Kerontokan Rambut, Benarkah?
"Sedangkan androgen (hormon pria) tidak terlalu bersahabat bagi rambut, dan dapat memperpendek siklus pertumbuhan rambut," lanjut wanita tersebut.
Kelebihan androgen --yang bisa disebabkan oleh gangguan endokrin-- dapat memicu kerontokan rambut karena faktor genetik.
Lebih lanjut menurut Kingsley, pada individu dengan folikel yang cenderung sensitif, ketidakseimbangan hormon dapat memengaruhi rambut daripada seseorang yang tidak memiliki kecenderungan itu.
Rambut rontok karena stres berlebihan ternyata bukanlah sekadar mitos.
Pada pria, stres akan meningkatkan kadar androgen yang pada akhirnya menyebabkan rambut rontok.
"Stres juga dapat memicu masalah kulit kepala, seperti ketombe, mengganggu kebiasaan makan, dan mengganggu sistem pencernaan yang semuanya berdampak negatif pada rambut," ungkap Kingsley.
Baca juga: Stres Panjang Picu Kerontokan Rambut, Bagaimana Prosesnya?
"Salah satu penyebab umum kerontokan rambut pada wanita adalah kekurangan zat besi. Zat besi sangat penting untuk memproduksi protein sel rambut," ujar Kingsley.
Dalam hal ini, cobalah berkonsultasi dengan dokter untuk mengatasi masalah kekurangan zat besi dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Kelenjar tiroid membantu mengatur metabolisme tubuh dengan mengendalikan produksi protein dan penggunaan jaringan oksigen.
Oleh karenanya, ketidakseimbangan tiroid dapat memengaruhi folikel rambut.
Penyakit hipotiroidisme atau kekurangan hormon tiroid yang tidak diobati dapat mengakibatkan anemia, dan ini juga memengaruhi rambut.
Baca juga: 8 Indikator Parahnya Kerontokan Rambut
Kekurangan vitamin B12 dapat membuat tubuh lelah dan kekurangan energi, sekaligus berdampak pada rambut.
"Kekurangan vitamin B12 cenderung menyebabkan rambut rontok karena memengaruhi kesehatan sel darah merah, yang membawa oksigen ke jaringan tubuh," kata Kingsley.
Kondisi ini biasanya dialami individu yang menganut diet vegan, karena kita tidak memeroleh vitamin B12 yang hanya ada pada protein hewani.
"Sekitar 6-12 minggu setelah penurunan berat badan yang drastis, rambut biasanya rontok secara berlebihan," ucap Kingsley.
Baca juga: Penyebab Kerontokan Rambut Wanita yang Harus Diwaspadai
"Secara psikologis rambut sangat penting bagi kita, namun secara fisiologis itu tidak penting. Kita bisa bertahan hidup tanpa rambut dan itu tidak merugikan kesehatan fisik."
"Setiap tanda kekurangan nutrisi seringkali terlihat di rambut kita pertama kali," ucapnya lagi.
Wanita yang tengah memasuki menopause akan mengalami perubahan pada tubuh, termasuk di bagian rambut.
"Rambut rontok menjadi masalah umum menjelang dan setelah menopause," ungkap Kingsley.
"Kita perlu menyadari , rambut kita menua, dan seiring bertambahnya usia, rambut menjadi lebih halus. Ini adalah hal yang normal dari proses penuaan."
Baca juga: Jada Pinkett-Smith Curhat soal Kepala Botaknya: Saya Harus Berani!
Belakangan istilah alopecia menjadi tren, setelah istri Will Smith, Jada Pinkett Smith mengungkapkan kondisi kerontokan rambut yang dialaminya kepada publik.
"Traksi alopecia adalah kerontokan rambut yang disebabkan oleh gaya tarik-menarik berulang dan berkepanjangan pada folikel dengan gaya rambut tertentu seperti kepang dan rambut gimbal," tutur Wong.
"Pola kerontokan rambut mencerminkan posisi rambut berada di bawah tekanan paling besar dan ini biasanya terjadi di atas tepi atau garis rambut."
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.