BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan KONILIFE

Tips Makan Sehat untuk Jaga Kebugaran Saat Puasa, Coba Tiru...

Kompas.com - 07/04/2022, 14:02 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ibadah puasa adalah suatu kewajiban yang harus dijalankan umat Muslim di Bulan Suci Ramadhan.

Meski harus menahan rasa lapar dan haus, menjaga kesehatan selama berpuasa juga penting agar tubuh tetap bugar dan dapat menjalankan ibadah dengan baik.

Pelatih gym Faisal Abdalla atau yang juga dikenal sebagai Mr PMA (Positive Mental Attitude), menyarankan untuk berusaha tetap aktif berolahraga, selain mengonsumsi makanan sehat saat berpuasa.

Dengan berpuasa sekitar 13-14 jam sehari, kita pasti berpikir bahwa tidak mungkin untuk bisa berolahraga di waktu-waktu tersebut. Apalagi, jika cuaca panas.

Baca juga: Bulan Puasa, Yuk Berhenti Merokok dan Jadi Lebih Sehat

"Tapi bukan tidak mungkin untuk dilakukan," ujar Abdalla.

Sebagai seorang pelatih, Abdalla menganggap, kebugaran tidak hanya penting, tetapi itu sangat vital di dalam hidup.

Mengonsumsi makanan sehat

Lalu, mengonsumsi makanan yang sehat dan bernutrisi tidak hanya membuat kita menjadi lebih bugar, tetapi juga dapat menambah energi dan memulihkan tubuh dari rejimen olahraga.

Berikut ini terdapat beberapa tips makan sehat yang perlu kita terapkan untuk menjaga kebugaran selama berpuasa.

• Hindari makanan olahan dan asin

Makan sehat dan membatasi gula rafinasi selama berpuasa dianjurkan karena akan membantu kita mengatur tingkat energi.

Idealnya, kita juga perlu menghindari makanan olahan, gorengan, dan mengandung terlalu banyak garam.

Baca juga: Benarkah Minum Es Saat Berbuka Puasa Tidak Baik bagi Tubuh?

"Ini akan membuat kita dehidrasi dan puasa terasa lebih lama," ungkap mantan pelatih kebugaran keluarga kerajaan Abu Dhabi, Juliana Campos.

• Menghidrasi tubuh

Menghidrasi tubuh dengan air yang cukup juga sangat penting saat kita sedang berpuasa.

"Biasakan untuk minum air putih yang cukup sampai kita memulai puasa lagi sehingga tubuh dapat menyerapnya dengan baik," kata Abdalla.

"Dan jika kita berlatih setelah berbuka puasa, pastikan untuk minum air selama latihan dan sesudahnya," saran dia.

Campos juga merekomendasikan kita untuk mengonsumsi suplemen vitamin C dan membuat jus atau teh dengan rempah-rempah seperti jahe segar atau kunyit yang mengandung antioksidan untuk kekebalan tubuh.

Sebisa mungkin, hindari minuman yang mengandung kafein karena itu dapat membuat kita lebih cepat merasa dehidrasi.

Baca juga: Tips Menghilangkan Bau Mulut Saat Puasa Agar Tetap Percaya Diri

• Jangan makan berlebihan

"Jangan makan berlebihan untuk mencoba dan mengimbangi kalori yang hilang di hari itu," kata Abdalla.

"Luangkan waktu kita dan jangan makan lebih dari apa yang kita makan di hari biasa di luar Ramadhan," terangnya.

Pertahankan tingkat energi kita dengan berfokus pada makanan bergizi dan berwarna-warni.

Abdalla pun menyarankan untuk memilih makanan karbohidrat kompleks, berserat, dan slow release seperti gandum utuh, quinoa, kacang-kacangan, lentil, atau ubi jalar karena butuh waktu lebih lama untuk memecahnya.

Selain itu, makanan tersebut mampu melepaskan energi secara perlahan dan menstabilkan kadar gula darah di dalam tubuh.

Makanan pembuka seperti kurma juga bisa dimakan untuk berbuka puasa dan merupakan sumber energi yang besar.

"Kurma direkomendasikan karena mengandung potasium yang membantu fungsi otot dan saraf, serta membuat kita tetap teratur dalam beberapa hari pertama puasa," ujar Abdalla.

Baca juga: Ketahui Penyebab Kembung Selama Bulan Puasa dan Cara Mengatasinya

Tapi, kurma mengandung gula yang tinggi sehingga kita tidak perlu mengonsumsinya terlalu banyak.

Hal-hal lain yang harus diperhatikan

Karena gaya hidup kita berubah saat menjalankan ibadah puasa, maka ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam hal kebugaran.

• Tidak perlu kehilangan massa otot yang signifikan

"Jika kita menjaga latihan sekonsisten mungkin dan mempertahankan diet berkualitas baik dengan asupan protein tinggi, maka kita tidak akan kehilangan massa otot yang signifikan dan cenderung kehilangan sebagian," ungkap Abdalla.

Namun, Ramadhan tahun ini kemungkinan akan lebih menantang dari perspektif kebugaran karena masih banyak pusat kebugaran yang harus tutup akibat dari wabah Covid-19.

Menurut Abdalla, akses ke alat angkat berat sangat dibatasi yang tidak diragukan lagi akan berdampak pada orang yang melakukan latihan kekuatan dengan angkat besi.

"Saya selalu menekankan bahwa konsistensi adalah kunci dan kehilangan sedikit massa otot seharusnya tidak menjadi perhatian utama karena kita berpuasa untuk tujuan yang lebih tinggi dan tidak boleh melupakan itu," ujarnya.

Baca juga: Tangkal Kulit Dehidrasi Selama Puasa Ramadhan, Begini Caranya..

• Tetap bisa menjaga berat badan

Sementara beberapa orang khawatir tentang kenaikan berat badan selama Ramadhan, yang lain cenderung akan kehilangannya.

"Sekali lagi, jika kita konsisten dalam latihan dan makan dengan baik, maka kenaikan berat badan yang signifikan seharusnya tidak menjadi masalah," kata Abdalla.

Namun, beberapa orang akhirnya mengalami kenaikan berat badan jika mereka melihat buka puasa sebagai hadiah untuk puasa dan dengan demikian mendekatinya dengan mentalitas berpesta.

"Demikian pula, jika gula darah rendah menyerang, kita mungkin menginginkan makanan manis dan berlemak tinggi," terangnya.

"Tak perlu dikatakan lagi, jika itu yang mengisi bahan bakar tubuh saat berbuka puasa, kemungkinan berat badan kita akan bertambah," lanjut dia.

• Tidak kehilangan progress kebugaran

Faktanya, Abdalla mengatakan, jika kita tetap aktif selama Ramadhan, memori otot akan segera pulih ketika kita kembali ke latihan normal sesudahnya.

Baca juga: Tips Puasa agar Semangat dan Tetap Fokus Bekerja di Kantor

"Olahraga tidak boleh dan tidak perlu dihentikan hanya karena berpuasa," ujar dia.

"Mungkin perlu sedikit penyesuaian agar sesuai dengan apa yang kita rasa mampu, tetapi cukup mudah untuk kembali melakukannya jika kita tetap aktif sepanjang waktu," kata dia.

"Dalam pengalaman saya, ini jauh lebih merupakan pertempuran psikologis."

"Orang-orang merasa lemah seperti kehilangan kekuatan dan momentum. Tapi pada akhirnya kita bisa kembali setelah mengatasi rintangan mental dan mengabaikan pikiran negatif itu," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com