Itulah mengapa penting bagi remaja untuk melatih ksoft skill satu ini.
Mengajarkan profesionalisme juga cukup mudah dilakukan oleh orangtua.
Misalnya, dengan mengajarkan remaja untuk menyerahkan tugas tepat waktu, mendengarkan guru, orang tua, dan teman-temannya dengan hormat, serta tidak terlambat saat diharapkan berada di suatu tempat pada waktu tertentu.
Semuanya mudah dipelajari bila soft skill ini dipraktikkan sejak usia dini.
Baca juga: 6 Tanda Anak Remaja Butuh Perhatian Lebih dari Orangtua
Keterampilan ini datang dari menjadi siswa yang baik. Artinya, ini adalah salah satu soft skill paling awal yang diajarkan kepada seorang remaja di sekolah.
Career Trend juga mengungkapkan bahwa saat orang-orang yang terorganisir dapat menjaga pikirannya tetap lurus, tidak mudah bingung, dan mengetahui kapan deadline suatu tugas.
Jika remaja memiliki soft skill ini, umumnya ia tidak akan melewatkan tugas dan dapat menggunakan waktunya dengan bijak untuk memprioritaskan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Soft skill ini akan diperlukan di dunia kerja, baik untuk kepentingan sebuah tim maupun individu.
Memiliki etos kerja yang baik artinya dapat memastikan bahwa semua proyek dapat selesai tepat waktu dan dilakukan dengan benar, bahkan jika perlu upaya ekstra untuk mewujudkannya.
Hal ini bisa diajarkan kepada remaja saat ia mengerjakan pekerjaan rumahnya.
Ketika remaja menyelesaikan tugas sekolahnya dengan baik, ia menunjukkan kepada gurunya bahwa ia bangga dengan apa yang mereka lakukan.
Lalu di dunia kerja, soft skill ini dapat membuat atasan anak percaya padanya soal pekerjaannya.
Self motivation merupakan soft skill yang biasanya telah menjadi bagian dari sifat seorang remaja.
Soft skill ini bisa diajarkan dan diasah, namun, tetap perlu faktor internal untuk mendapatkannya.
Dikutip dari Harappa, self-motivation sendiri dapat diartikan dengan tidak bergantung pada dorongan untuk menyelesaikan sesuatu.