Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 22/03/2023, 15:29 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

 

KOMPAS.com - Puasa Ramadhan membutuhkan penyesuaian untuk orang yang memiliki riwayat kesehatan tertentu seperti penyakit diabetes.

Banyak orang dengan riwayat gula darah yang tinggi takut untuk berpuasa karena khawatir membahayakan kesehatannya.

Dokter spesialis penyakit dalam, RA Adaninggar,dr,SpPD, mengatakan penderita diabetes tetap memiliki risiko terjadinya kondisi berbahaya ketika berpuasa sehingga membutuhkan pemantauan ketat.

Baca juga: Olahraga dan Minum Susu, Membantu Tubuh Lebih Sehat Selama Puasa

Sejumlah risiko yang tidak diinginkan misalnya dehidrasi yang terjadi ketika tubuh kekurangan cairan, hipoglikemia (gula darah yang turun drastis) dan hiperglikemia (gula darah naik).

Kondisi lain yang perlu diwaspadai juga termasuk ketoasidosis (keasaman meningkat) dan trombosis (pembekuan darah).

"Kondisi diabetes yang gula darahnya sudah stabil boleh berpuasa dengan pemantauan ketat," katanya, seperti dikutip dari akun Instagramnya.

"Sedangkan yang kondisi gula darahnya tidak stabil (kadang drop kadang tinggi) lebih baik jangan berpuasa dulu karena risiko terjadinya komplikasi akut yang berbahaya lebih tinggi," pesannya.

Hal yang harus diperhatikan penderita diabetes saat berpuasa

Dokter Ning mengatakan ada sejumlah hal yang harus diperhatikan penderita diabetes ketika beribadah puasa di Bulan Ramadhan.

Misalnya melakukan penyesuaian nutrisi, aktivitas fisik, pengaturan dosis obat, pemantauan gula darah, dan memahami kapan kita harus membatalkan puasa demi menjaga kesehatan.

Baca juga: 7 Trik agar Tak Susah Bangun Sahur selama Bulan Puasa

Penderita diabetes disarankan membagi asupan kalori hariannya ketika sahur 30-40 persen, berbuka 40-50 persen dan camilan sehat sebanyak 10-20 persen.

Komposi nutrisinya termasuk karbohidrat sebanyak 40 persen, protein 20-30 persen, lemak 30-35 persen, serta serat dari buah dan sayur.

Penting juga untuk minum cukup air putih sekitar 30-50 cc per kilogram berat badan, yang juga disesuaikan dengan kondisi ginjal dan jantung.

"Makan sahur disarankan seakhir mungkin sebelum memulai puasa," kata Dokter Ning.

Makan malam bisa menunjang program diet dan meminimalkan risiko kambuhnya anxiety.Unsplash/Pablo Merchan Makan malam bisa menunjang program diet dan meminimalkan risiko kambuhnya anxiety.
Hindari minuman berkafein karena dapat menyebabkan dehidrasi maupun makanan dan minuman yang mengandung banyak tambahan gula.

Penderita diabetes bisa tetap melakukan olahraga ringan khususnya di pagi hari atau setelah berbuka puasa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com