Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/04/2022, 11:14 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

5. Membiarkan talenan terendam air

Seperti dilansir Cuttingboard.com, membiarkan talenan terendam air dapat menyebabkan serat kayu melengkung dan pecah.

Seiring waktu, hal ini akan memicu retakan kecil yang memungkinkan partikel makanan dan bakteri bersembunyi sehingga sulit dibersihkan.

Alih-alih direndam di air, gunakan air panas dan sabun untuk menggosok sisa makanan dari talenan.

Kemudian, bersihkan talenan dengan cuka putih murni atau dua sendok makan pemutih klorin.

Baca juga: Awas Kontaminasi Bakteri, Begini Cara Tepat Mencuci Talenan Kayu

6. Mengoleskan pemutih pada permukaan baja tahan karat

Pemutih dapat melunturkan warna dan merusak permukaan baja tahan karat.

Jika kita tidak sengaja mengoleskan pemutih ke permukaan peralatan makan baja tahan karat, maka segera bilas dengan air.

Kesalahan lainnya adalah menggunakan wol baja (sabut) atau alat gosok keras pada permukaan baja.

Cara ini akan menggores dan membuat baja lebih rentan terhadap karat dan noda.

Peralatan makan baja tahan karat sebaiknya dibersihkan dengan handuk mikrofiber yang dicelupkan ke dalam air hangat dan diberi deterjen lembut.

7. Menghilangkan noda karpet dengan cairan pembersih

Daripada menggunakan cairan penghilang noda untuk membersihkan noda di karpet, ada cara yang lebih baik.

Menurut Forte, membasahi noda karpet dengan cairan pembersih akan meninggalkan residu yang menyebabkan noda di karpet menyebar.

Kelembapan berlebih juga dapat meresap melalui karpet ke alas dan lantai, yang membuat karpet rusak dan ditumbuhi jamur.

Metode pembersihan karpet yang lebih baik adalah menyemprotkan sedikit cairan pembersih noda, lalu menggunakan kain penyerap untuk menepuk noda.

Gunakan botol semprot yang diisi air biasa dan lap untuk membilas karpet dan biarkan mengering.

8. Membilas sikat gigi dengan air biasa

Dilaporkan American Dental Association (ADA), sikat gigi diketahui menjadi sarang bakteri, termasuk bakteri koliform fekal yang berasal dari usus halus manusia.

ADA merekomendasikan untuk merendam sikat gigi dalam hidrogen peroksida atau obat kumur untuk mengurangi jumlah bakteri pada sikat sekitar 85 persen.

Selain itu, ADA juga menyarankan kita agar mengganti sikat gigi lama dengan yang baru setiap tiga bulan sekali atau lebih cepat jika bulu sikat mulai terlihat aus.

Baca juga: 5 Hal yang Terjadi jika Jarang Mengganti Sikat Gigi

9. Jarang membersihkan alat penyedot debu

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com