Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelajahi Selaras Art Space, Ruang Virtual untuk Para Penikmat Seni

Kompas.com - 12/04/2022, 10:08 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kecanggihan teknologi bisa dimanfaatkan para seniman untuk terus berkarya dan mengasah kreativitas. Salah satunya dengan berkarya di ruang seni virtual.

Di era yang modern ini, para penikmat seni dapat menjelajahi destinasi baru untuk mencurahkan hobinya melalui Selaras Art Space.

Ruang seni virtual tersebut dapat menjadi ruang bagi pekerja seni muda untuk menampilkan karya seni melalui dunia digital kepada masyarakat luas.

"Ruang pamer virtual tujuannnya agar bisa membangun konektivitas antara karya, seniman dan masyarakat langsung," kata Didiet Maulana, insiator dari Selaras Art Space dalam peluncurannya, Senin (11/4/2022).

Baca juga: Njlimet, Pameran Seni Rupa Bertema Rumitnya Masa Pandemi

Salah satu elemen penting yang membuat pameran seni virtual menjadi ruang yang utuh, adalah musik bernuansa jazz lounge yang menemani setiap pengunjung yang datang.

Alunan musik jazz tersebut merupakan karya Sri Hanuraga, pianis jazz muda Indonesia, yang menciptakan iringan musik khusus berjudul sama dengan nama ruang seni ini, yaitu Selaras.

"Sri Hanuraga atau biasa disapa Aga seniman yang beberapa kali meraih penghargaan, salah satunya AMI Awards di tahun 2020," kata Didiet.

Peluncuran Selaras Art Space virtual, Senin 11 April 2022.Dok. Selaras Peluncuran Selaras Art Space virtual, Senin 11 April 2022.

Aga juga adalah pianis berlatar belakang pendidikan program master Jazz Piano Performace di Conservatorium van Amsterdam, Belanda.

Lewat konsepnya di dunia maya, Selaras Art Space berkomitmen memberikan peluang dan ruang bagi para seniman untuk berkolaborasi juga berinteraksi dengan publik seluas-luasnya.

"Saat kita menjelajahi ruang pamer ini, kita dapat merasakan nuansa berbeda yang lebih private saat datang ke pameran," tambah Didiet.

"Pengunjung bisa langsung klik lukisannya dan pelukisnya akan bercerita dan gagasan apa yang tertuang dalam lukisan."

Kemudian jika tertarik dengan suatu karya, kita dapat melihat informasi detail seputar lukisan tersebut mulai dari ukurannya, material yang digunakan serta karya bisa langsung dibeli dalam bentuk lukisan nyata.

Destinasi seni virtual baru ini digagas oleh pria yang dikenal sebagai perancang busana, Didiet Maulana dan rekannya Dhitya Widjanarko.

Keduanya berharap Selaras dapat menjadi platform untuk para seniman muda Tanah Air dengan menggandeng pekerja seni berbakat, tak terkecuali para emerging artist, atau seniman muda.

Lebih lanjut, ruang seni virtual ini apat dikunjungi melalui situs selarasartspace.com dan dibuka 11 April sampai 30 Juni 2022.

Baca juga: Menikmati Pameran Seni Imagispace 2021, Bisa Sambil Donasi Pohon

Pameran lukisan bertajuk Titik Berangkat

Pameran lukisan Selaras Art Space Dinno/Kompas.com Pameran lukisan Selaras Art Space
Pameran perdana Selaras digagas dengan konsep pameran lukisan bertajuk Titik Berangkat.

Menjelajahi pameran seni virtual ini, pengunjung bisa langsung merasakan vibes seperti berkunjung ke pameran lukisan konvensional.

Lengkap dengan alunan musik jazz yang menemani di sepanjang perjalanan menjelajah pameran ini.

Interiornya didominasi nuansa earthy tone dengan lantai corak kayu coklat muda dan dinding krem. Suasananya begitu terasa inklusif, hangat dan private.

Ketika masuk ke ruangan, pengunjung dapat mendengarkan presentasi langsung seputar cerita di balik lukisan virtual melalui suara seniman.

Kita dapat bergerak menuju ke arah mana saja yang kita kehendaki dengan mengarahkan tombol scroll yang ada di kiri bawah. 

Pada bagian ruang utama dari Selaras, akan ditampilkan exhibition seperti behind the scene bagaimana proses pembuatan karya seni dari awal sampai siap untuk dipamerkan.

"Jadi ruang seni ini juga mengajak para penikmat seni untuk memahami arti di balik karya itu sendiri," sebut Didiet.

Selaras berkolaborasi dengan dua seniman muda asal Bandung, Jawa Barat, Widi Wardani dan Sandy Tisa.

Widi Wardani menampilkan sekitar 17 karya yang terinspirasi dari cerita perjuangan hidup tentang representasi kebebasan dan kelahiran baru lewat lukisan yang dia buat.

"Beberapa karya lukisan saya ada yang menceritakan soal keseimbangan. Saya mencurahkan kehidupan itu tercipta dengan saling melengkapi," ujar Widi.

Sementara itu, 20 karya Sandy yang mengisahkan sebuah titik refleksi manusia dan Sang Pencipta.

Baca juga: Museum MACAN Hadirkan Pameran Ruang Seni Anak, Kembara Biru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com